"Di Aceh Barat, dari tahun 2016 sampai dengan 2018  sudah memiliki  48 RDK dan 48 Gampong KB. Di tahun  2024 telah terbentuk 174 RDK dan 174 Gampong KB yang tersebar di 12 Kecamatan. Sehingga Total Keseluruhan RDK dan Gampong KB sampai tahun 2024 adalah 222 dari 321 gampong, sisanya akan dibentuk pada tahun ini juga," papar Abdullah.
Di akhir sambutannya, Abdullah berharap kegiatan ini mampu membawa dampak positif dan inspirasi bagi  semua dan tempat saling berdiskusi dan berinteraksi.
Kemudian Narasumber Perwakilan BKKBN Aceh, Zulfadli SE menyatakan;
"Pentingnya data dan informasi bagi pembangunan, maka data harus dikumpulkan dan distrukturkan dangan baik, rapi dan valid. Khususnya Data Kependudukan sebagai bank data desa, sebagai wadah arsip, promosi dan publikasi desa. Jadi sudah seharusnya setiap desa mampu memahami dan mengelola tata cara/prinsip pengelolaan data desa."
Zulfadli juga mengajak semua pihak, agar memanfaatkan semua potensi desa yang ada, tanpa terbebani dengan harus adanya ruangan atau bangunan khusus.
"Ruangan dan data-data di kantor Keuchik dapat menjadi alternatif, yang penting peran dan fungsi rumah data berjalan," ujarnya.
Selain itu Zulfadli juga menyampaikan materi terkait Praktek Aplikasi Rumah Dataku di website rumahdataku.bkkbn.go.id, serta Penyajian Data dari masing-masing kecamatan.
Kemudian Narasumber DPMG Aceh Barat, Satri Lidia, ST, M.Si mengutarakan bagiamana Penggunaan Dana Desa dalam Pengelolaan Data di Desa.
Lidia berujar;
"Sangat baik jika setiap gampong memiliki ruangan khusus untuk pengelolaan data dan informasi, khususnya terkait kependudukan, dimana anggarannya bersumber dari dana desa namun perlu koordinasi/pembicaraan internal lebih lanjut dengan kepala dinas DPMG tingkat Kabupaten yang nantinya dapat dituangkan dalam Perbub Aceh Barat."