"Saya kewalahan memperingatkan kebiasaan suami yang kadang tidak bisa mengalahkan egonya. Dia lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Akibatnya kami selalu nombok setiap bulannya walau penghasilan besar," curhat bu Salma pada bu Lisa di suatu hari.
"Oh ya! kok bisa Pak Hendra seperti itu?" tanya bu Lisa
"Pengaruh lingkungan saya rasa, pergaulannya yang sekarang berbeda, namun kini sudah agak lebih baik sih."
Bu Lisa turut prihatin atas kondisi keuangan tetangganya itu, terutama menyangkut biaya pendidikan anaknya yang sebentar lagi akan kuliah.
Bu Lisa kemudian membantu agar bu Salma dapat merencanakan dan mengelolanya keuangannya dengan baik.
"Bu Salma setuju jika kita berkonsultasi dengan seorang financial planner dan memiliki produk keuangan keluarga seperti saya?"
"Aku setuju saja bu, asalkan hasil imbal hasil lebih besar atau minimal sama besar dengan inflasi," jawab bu Salma.
***
Berkat bantuan bu Lisa dan seorang financial planner, bu Salma dapat mengetahui profil resiko dan produk keuangan/investasi mana yang cocok untuknya. Akhirnya bu Salma memilih berinvestasi reksadana pendapatan tetap yang memberikan imbal hasil rata-rata 8 % dan inflasi 8 %, sehingga imbal hasil dan inflasi seimbang.
"Strategi yang baik  berinvestasi di reksadana adalah dengan berinvestasi setiap bulan pada tanggal yang sama dengan jumlah yang minimal misal Rp.200.000 agar mendapat hasil yang optimal." Ujar sang financial planner.
"Langkah selanjutnya, sekarang mari bu Salma menyiapkan dana Pendidikan." Ucap bu Lisa.