"Nggak, malah enak, terasa keluar angin di badan dan hangatnya makin terasa. Warna merah itu tanda pengukur berat dan ringannya pegal-pegal dan masuk angin," jelas ayah. Kami pun menganguk, dan lalu saya bertanya,
"Kenapa pakai Balsem Lang untuk kerok, pakai kayu putih aroma juga bisa kan!"
"Kerokan itu salah satu seni penyembuhan, lebih ampuh dan cocok jika menggunakan media balsem seperti Balsem Lang. Kandungan yang dimiliki Balsem Lang amat baik untuk melengkapi dan menambah manfaat kerok, lagipula ada kandungan minyaknya juga, dan di samping itu mengukur berat dan ringannya sakit juga lebih mudah terdeteksi dengan balsem, seperti munculnya warna merah saat dikerok," ungkap ayah.
Ibu dibantu saya melakukan kerokan pada bagian punggung dan leher belakang ayah sekitar 45 menit. Warna merah dan keringat bercampur menjadi satu, kadang-kadang ayah juga buang gas, untung saja tidak bau. Setelah 45 menit, Â ayah masuk kamar meminta lbu untuk mengeroknya kembali pada bagian dada. Namun sebelum masuk kamar, ayah sempat berujar,
"Cari tahu tentang pengobatan kerokan dan kandungan yang dimiliki Balsem Lang, dari situ kamu akan tahu, kenapa ayah lebih suka dikerok pakai Balsem Lang dibanding dipijat." Sayapun mengangguk pelan sambil mengatakan "baiklah".
Sekitar 30 menit kemudian ibu keluar dari kamar, dan aku bertanya,
"Sudah selesai keroknya mak? Gimana Ayah?"
"Katanya rasa letih, masuk angin dan pegal-pegalnya sudah hilang dan ayahmu sudah tertidur sekarang," jawab ibu. Benar saja kulihat ayah tidur pulas dengan selimut menyelimuti tubuh.
Balsem Lang, Balsem Untuk Kerok
Penasaran dengan apa yang dikatakan Ayah, saya pun mengambil Balsem Lang untuk melihat apa saja kandungan atau bahan aktif yang dimilikinya. Bahan aktifnya  adalah Peppermint Oil 30,45 %, Camphor 11,10 % dan Base ad (dasar iklan) 100 %. Kemudian di bagian depan produk ada tulisan Aromanya Terapi dengan gambar 2 daun berwarna hijau yang satu berukuran besar dan satunya lagi berukuran agak kecil bertuliskan Mentha Arvensis Alami.