Travel and Adventure are my Passion and I like the something that smell mysterious
Maret 2016 lalu kebetulan saya harus menemani saudara untuk berobat di Jakarta. Dan saya cuma punya waktu sehari untuk memuaskan passion traveling saya. Saking banyaknya destinasi wisata di Kota Jakarta, saya sempat bingung bagaimana memaksimalkan perjalanan singkat di ibukota. Hanya memiliki waktu satu hari penuh, saya pikir tidaklah cukup untuk sebuah kota besar seperti Jakarta yang mempunyai ragam pilihan wisata menarik. Saya pun berfikir bagaimana traveling saya berkesan dan bernilai dan berkualitas walau cuma punya waktu seharian penuh saja.
Akhirnya untuk menikmati Jakarta dalam sehari, pilihan saya jatuh pada wisata bangunan bersejarah. Buat saya tempat wisata bangunan bersejarah memiliki kesan tersendiri, karena berisi wawasan sejarah yang menambah wawasan, apalagi bangunan bersejarah tersebut mengandung mitos, yang pastinya menarik untuk diketahui dan diungkap.
Udara Jakarta kala pagi itu masih terasa sejuk, tetapi tidak sampai melenakan saya untuk beranjak dari tempat tidur. Jam dinding menunjukkan pukul 7 pagi, dan kali ini saya kembali bergegas menuju Icon Ibukota Jakarta yakni Monumen Nasional (Monas) dari Kampung Rambutan Jakarta Timur tempat saya menginap. Rasanya memang tidak lengkap jika ke Jakarta tidak bertandang ke Monas.
Arsitekturalnya yang megah, tingginya yang menjulang dengan puncak berbentuk seperti obor yang terbuat dari emas dan perunggu yang menyimpan sosok misterius, serta diorama dan juga museum di dalamnya yang semakin menambah kental daya magis dan nilai historikal, yang menjadikannnya selalu menarik untuk dikunjungi setiap kali saya bertandang ke Jakarta.
Seperti diketahui, adanya mitos yang mengatakan puncak Monas yang menyerupai obor tersebut ini menyimpan sosok misterius. Sosok misterius yang dimaksud adalah lukisan wanita tersembunyi di balik motif obor. Jika dilihat dari arah istana, maka akan nampak sosok wanita berambut panjang yang sedang duduk tersimpu. Saya ingin sekali membuktikan hal tersebut dengan melihatnya dari dekat, apakah benar atau tidak.
Dulu saya tidak berani naik ke puncak monas untuk melihat sosok misterius itu, karena saya amat takut dengan ketingggian. Ada perasaan was-was yang sulit saya ungkapkan saat saya berada di ketinggian dengan area yang sempit. Saya sudah membayangkan dan merasa akan jatuh saat melihat ke bawah dari posisi saya berdiri di tempat yang amat tinggi tersebut. Namun sekarang perasaan takut dan was-wasa tersebut berganti menjadi tekad dan keberanian semenjak saya mengetahui adanya perlindungan asuransi dari FWD Life.
***
Dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 80 Ha, awalnya pembangunan Monas ditujukan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir hindia belanda dari tanah air. Tak heran, jika berkunjung ke Monas, kita akan meilhat diorama pengenang perjuangan dan juga proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Seperti saat saya yang awalnya harus memasuki halaman luar Monas. Di sini kita akan menjumpai relief-relief sejarah Indonesia, seperti relief sejarah kejayaan Nusantara pada masa lampau yaitu sejarah kejayaan Majapahit dan Singasari, masa penjajahan Belanda, Jepang, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hingga masa pembangunan Indonesia di Era Modern. Banyak sekali para pengunjung yang berfoto di relief-relief sejarah Indonesia yang berada di halaman luar Monas ini.