Di negara-negara luar sudah banyak yang menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. Mungkin beberapa dari kita pernah melihat di sisi –sisi jalan ada beberapa lampu penerang jalan yang bersumber dari tenaga surya. Namun apakah kita siap untuk dapat mewujudkan sumber pembangkit listrik tenaga surya?
Solar panel sebagai komponen penting pembangkit listrik tenaga surya, mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik menjadi sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia. Umumnya kita menghitung maksimun sinar matahari yang diubah menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi sampai sore disimpan dalam baterai, sehingga listrik dapat digunakan pada malam hari.
Keunggulan energi listrik dari laut dan matahari
Pembangkit listrik tenaga laut dan matahari memiliki keunggulan yakni merupakan energy terbarukan/tidak pernah habis, ramah lingkungan, sangat menjanjikan dan tidak membutuhkan banyak dana. Sebagai salah satu alternatif  untuk menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara). Bayangkan pengusahaan penambangan minyak dan batubara yang merusak lingkungan, pembuatan pembangkit listrik tenaga uap dan distribusi tenaga listriknya, yang semuanya dibangun dengan biaya besar.
Memang pada tahap awal biaya pembangunan energi lewat pembangkit listrik tenaga laut masih mahal, namun justru lebih bersih dari kemungkinan pencemaran dan dampak lingkungan lainnya. Bahkan jika dibandingkan dengan tenaga angin dan air, masih berpeluang merusak alam.
Para ahli dunia memprediksi, biaya untuk pembangkit listrik tenaga laut dan matahari akan menurun seiring dengan berkembangnya teknologi dan akan segera mendapatkan keuntungan pasar. Sekali dibangun, instalasi energi listrik laut dan matahari akan memiliki biaya operasi dan perawatan yang rendah, bahkan praktis, tidak memerlukan perawatan kerena bahan baku utama yang digunakan bukan bahan bakar fosil, namun  air laut dan sinar matahari yang tersedia gratis selama bumi masih ada atau belum kiamat. Jadi umur energi laut dan matahari (panel sel surya) sangat panjang, menjadi inverstasi jangka panjang.
***
Laut sebagai perbatasan paling akhir (Last Frontier) di bumi dan matahari sebagai sumber energi cahaya terbaik di bumi dan alam semesta, saya pikir memang akan menjadi tujuan akhir menjawab tantangan kekurangan energi. Dan Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa, hampir sepanjang tahun mendapat cahaya matahari dan sekaligus memiliki lautan yang luas serta garis lingkar pantai yang panjang. Artinya kita memiliki sumber energi potensial yang sangat besar dan tidak ada habisnya. Atau dengan kata lain, lautan dan matahari adalah baterai laut dan baterai angkasa raksasa yang luar biasa, yang akan memberikan sumber energi alternatif tak terbatas kepada kita.
Dengan kondisi alam seperti ini, sudah semestinya kita tidak perlu khawatir akan kehabisan sumber energi. Persoalannya tinggal bagaimana kualitas  sumber daya manusia di dalamnya  baik di pemerinatahan dan institisi-intitusi pendidikan dalam memanfaatkan, mengelola, dan mengembangkan potensi ini. Dan dalam kondisi ancaman pemanasan global pula, sudah saatnya kita pilih para pemimpin yang lebih berwawasan lingkungan, yang mendorong lahirnya sumber daya manuasia dan teknologi serta menjadikan lingkungan sebagai barometer dalam pengambilan keputusan. Semoga juga segera lahir di tengah-tengah kita generasi penerus yakni para anak-anak bangsa yang kreatif dan inovatif dalam menyikapi krisis energi dan menyelamatkan kita dari pemanasan global dan perubahan iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H