Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Malik Raden, Sang Pendidik Tanpa Batas

20 Januari 2016   18:47 Diperbarui: 20 Januari 2016   19:11 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Drs H Abdul Malik Raden MM, Sang Pendidik Tanpa Batas"][/caption]

Namanya Drs H Abdul Malik Raden MM, bagi masyarakat Aceh merupakan satu nama yang tidak bisa lepas dari dunia pendidikan. Lelaki asal Meunasah Keumude Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar memulai karir nya sebagai seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banda Aceh dan hingga kini  beliau masih tetap aktif berkecimpung/berkiprah di dunia pendidikan, khususnya di Aceh. Tanggal lahir beliau sama dengan tanggal lahir bangsa Indonesia (17 Agustus 1945), merupakan pendiri Taman Kanak-Kanak Arifa yang beralamat di Jln. Teungku Mohammad Daud Beureueh, Banda Aceh.

Selain sebagai guru,alumnis Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala Aceh ini juga dikenal sebagai organisatoris dan oratoris, karena beliau sebagai orang yang sangat aktif berorganisasi bersama Pelajar Islam Indonesia (PII) hingga menjadi Ketua PW PII Aceh, Ketua Keluarga Besar (KB) PII Aceh dan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonsia (KNPI) Aceh. Beliau juga sukses bertindak sebagai orator dan ahli training di PII, sehingga dari itu, tidak heran jika karir beliau cukup cepat melejit.

Dari guru kelas, karir Malik Raden juga kemudian merambah masuk ke jajaran Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Aceh sebagai staf. Kemudian dalam selang waktu yang tidak begitu lama, beliau dipercayakan sebagai kepala Sub Bagian Humas (hubungan masyarakat) di Kanwil Depdikbud Aceh. Disini beliau juga bertindak sebagai orator di Kawnwil. Sukses menjadi orator Kanwil, beliau kemudian diangkat menjadi Kepala Sub Bagian (Kasubag) Program dan Perencanaan di Depdikbud Aceh. Setelah memiliki pengalaman menjadi Kasubag Program dan Perencanaan di Depdikbud Aceh, rupanya beliau kemudian diberi kepercayaan kembali untuk mejadi Kepala Kantor Depdikbud Langsa Aceh Timur.

Pulang dari Langsa, Malik Raden dipercayakan kembali menjadi Kepala Bagian (Kabag) Perencanaan di Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Aceh. Dua tahun sebagai Kabag Perencanaan, beliau kemudian hijrah ke Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi Koordinator Administrasi (Kormin) Kanwil NTB. Di NTB ini beliau giat membangun semangat perubahan dan perbaikan terutama dalam bidang pendidikan bagi masyarakat NTB. Beliau berujar, “Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara telah mengingatkan kita akan pentingnya tri pusat pendidikan yakni keluarga, sekolah,dan  masyarakat, bersatu dalam mengantar peserta didik generasi penerus bangsa agar siap menghadapi masa depan penuh tantangan global ini”.

Beliau juga aktif menulis buku, hingga lahirlah sebuah buku karangan beliau yang berjudul Politisi Kampungan yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo di Tahun 2013. Buku ini isinya cukup sederhana, berisi tentang bagaimana memikat pemilih dan bagaimana orang biasa menjadi luar biasa dalam dunia politik dan celah-celah mencari calon pemilih.

 [caption caption="Buku yang ditulis oleh beliau (http://elexmedia.id/)"]

[/caption]

Setelah setahun di Mataram (NTB) beliau pulang kembali ke Aceh untuk memimpin Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Aceh, sampai lembaga ini bubar karena diberlakukan otonomi daerah di Tahun 2004 silam. Dengan bubar Kanwil Depdikbud saat itu, bukan berarti karir Malik Raden juga akan bubar atau sudah berakhir. Gubernur Aceh Abdullah Puteh yang menjabat saat itu yang ternyata adalah sahabat dan pesaing beliau pada masa pencalonan Gubernur Aceh, menempatkannya sebagai kepala  Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat Aceh).

Masa jabatan beliau sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) berakhir tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI), 17 Agustus di Tahun 2005. Setelah  karir beliau berakhir sebagai PNS, beliau rupanya terinspirasi dari buku yang beliau tulis sendiri, sehingga kemudian beliau mencoba ke jalur politik. Dengan dukungan para guru, Malik Raden pun terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) yang pertama dengan total perolehan suara tertinggi 316.211.362 dukungan. Dengan terpilihnya sebagai senator, Malik Raden pun harus berkantor di Senayan Jakarta. Setelah lima tahun mengabdi sebagai anggota DPD- RI, kemudian beliau dipercayakan sebagai komisaris PT Karakatau Steel, sebuah BUMN yang bergerak di industri baja nasional.

Pak Malik Raden, pengalaman dan kontribusinya terutama dalam dunia pendidikan Aceh sangatlah besar, sehingga di usianya kini sama dengan usia Republik Indonesia ini, masih dipercayakan sebagai pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Selain itu, beliau juga dipercaya untuk menduduki posisi sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Iskandar Muda Aceh, sebuah yayasan yang memayungi Universitas Iskandar Muda Aceh, Banda Aceh.  Menjadi pengurus besar PGRI dan ketua yayasan pendidikan menjadi kebahagian dan kenangan tersendiri buat beliau, dapat mengingat dan mengenang saat-saat beliau dulu menjadi seorang guru. “Sebagai guru kita dapat menjadi pribadi yang senantiasa berkarya, berkreasi dan berinovasi, sehingga kita dapat berbagi dengan sesama dan juga anak didik kita”, kata beliau sambil mengenang masa-masa beliau saat menjadi guru.

Pak Malik, seorang guru, organisatoris, oratoris dan politikus menjadi sosok yang selalu ditunggu-tunggu, kehadirannya dalam sebuah forum ataupun organisasi sangat dinanti sebagai tokoh pendidikan dengan berbagai rasa pengalaman yang tiada duanya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun