Mohon tunggu...
Ikhwanudin
Ikhwanudin Mohon Tunggu... lainnya -

anak manusia tidak pernah berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Islam dan Ahmadiyah, media massa harus bertanggungjawab (?)

6 April 2011   00:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:05 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ke istilah 'Islam', menjadi pertanyaan sederhana, siapa yang tidak kenal kata ini? penulis yakin, semua pembaca di sini tahu tentang Islam, hanya saja, sebagian besar sekedar tahu tentang (pemeluk) Islam dan sedikit saja yang mengenal (ajaran) Islam. masalahnya, mayoritas menyamakan keduanya menjadi satu kata yaitu Islam, nah ini juga berlaku bagi agama selain Islam, yaitu menyamakan antara wilayah personal (individu) dan aspek ajaran agama yang setngah sakral (karena ajaran juga terkadang didasarkan pemahaman individu yang mempunyai kualifikasi tertentu). nah bingung bukan? (berarti tulisan ini tercapai tujuan pertamanya. hehe)

Gerakan Keagamaan atau pemahaman, ambil contoh adalah Ahmadiyah, yang ditingkat daerah tertntu sudah ada larangan. disatu sisi banyak pihak yang menganggap bahwa sikap diam pemimpin ngeri ini karena takut (ini tidak perlu dibahas lebih lanjut) tetapi ada pula yang menganggap sebaliknya. lepas dari perdebatan tentang ini, penulis hendak menuliskan perspektif penulis tentang kasus Ahmadiyah di Cikeusik.

kasus ahmadiyah selama ini disorot sebagai perlakuan negatif Islam (seharusnya Muslim) terhadap kebebasan beragama, apakah demikian?..

mainstream berfikir selama ini adalah ada pihak yang mengkafirkan Ahmadiyah, sehingga ahmadiyah harus dihukum, model berfikir semacam ini akan menempatkan Ahmadiyah sebagai pihak yang didzalimi, dan tujuan akhirnya adalah Islam lainnya yang mayoritas akan mendapat citra negatif. itu yang selama ini dapat saya baca dimedia massa.

loh, terus masalahnya apa? terkadang penulis berfikir, jangan-jangan sikap yang demikian antipati terhadap Ahmadiyah itu dipicu oleh sikap ahmadiyah sendiri? pasalnya, boleh jadi pihak Ahmadiyah adalah yang pertama mengatakan bahwa selain golongannya sendiri, tidak ada golongan atau paham lain yang benar. singkat kata, mereka beranggapan bahwa faham Ahmadiyah dianggap yang benar, selain Ahmadiyah adalah kafir. tidak terbayang bagaimana reaksi yang mendengar langsung.

bagaimana peran media massa?? tentu semua mafhum, orientasi media massa adalah keuntungan, dan keuntungan diambil dari pembaca berita, dan agar dapat menarik  pembaca, kemaslah berita dengan 'baik' dan kalo perlu dibuat 'bombastis'. walhasil, alih-alih menjadi jernih malah suatu maslah yang awalnya sederhana ternyata makin runyam. ah.. ternyata media massa adalah penguasa sebenarnya.. ^_^

adakah orang yang waktu itu berada tempat kejadian yang dapat menuliskan dan membedakan antara fakta dan yang bukan fakta? entahlah....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun