"Pemimpin Itu Bagaikan Kertas, Jika Disobek Akan Rusak, dan Jika Dibuang Tak Berguna"
Sikap kemepimpinan memang haruslah selalu menjadi landasan bagi rakyat Indonesia. Landasan itulah nantinya membuat rakyat sendiri yang akan mencintai para pemimpinan, dan wakilnya.
Mendengar kata landasan, pastinya masyarakat masih banyak belum mengerti dari arti satu kata ini. Landasan merupakan suata tolak ukur bagi para pemimpin untuk melaksanaan satu tujuan bersama yakni “Kesejahteraan”.
Landasan di Indonesia saat ini masih terbilang sangatlah minim. Hal ini dibuktikan dengan tingkah dan perilaku para pejabat yang masih menjadikan uang sebagai surga-nya. Padahal, korupsi yang menghasilkan uang itu bukanlah surga dunia melainkan ketakutan yang akan mendera setiap hari, jam, menit, dan detiknya.
Bicara landasan, landasan bagi para pemimpin di Indonesia juga terbilang tidak efisien. Kenapa ? Karena setiap pemimpin sekarang mempunyai suatu landasan yang terkonsep individu bukan kelompok. Yang dimaksud kelompok disini adalah “Rakyat”.
Jika mengkaji lebih jauh arti dari sebuah landasan, pastinya kita akan menemukan titik terang dalam kata tersebut. Semestinya, para pemimpin haruslah memiliki landasan yang diartikan sebagai “Pro-Rakyat”. Seperti apa ?
Landasan yang menerima, memenuhi, dan mempertanggungjawabkan seluruh kepentingan rakyat Indonesia. Jika ketiga unsur itu telah ada, maka otomatis para pemimpin bisa memiliki landasan yang sesungguhnya, dan tidak mengada-ngada seperti yang terjadi saat ini.
Menerima merupakan proses seorang pemimpin dalam menampung seluruh aspirasi rakyatnya. Tak hanya menampung, haruslah juga menjalankan unsur memenuhi aspirasi tersebut, dan yang paling terpenting adalah dipertanggungjawabkan.
-Journalism is my Life
Opini- "Memimpin Itu Enak, Tapi Enak Itu Sebentar Saja"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H