Mohon tunggu...
Ikhwan Ikhwan
Ikhwan Ikhwan Mohon Tunggu... lainnya -

Journalism Is My Life

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Menaruh Sistem demi Kegagalan, Menaruh Aspirasi demi Kesuksesan”

22 Desember 2013   00:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13876458181394985163

"Bualan Itu Hanya Sedikit Kata, Tapi Kepercayaan Sejuta Rasa Tak Pernah Hilang"

Sistem ? Jika kita mendengar kata ini, pastinya kita akan berpendapat berbeda-beda. Suatu sistem yang dibuat maupun terjadi begitu saja, merupakan upaya menciptakan suatu tujuan. Sistem memiliki berbagai macam bentuk, sistem pada saat ini, khususnya di Indonesia sangat banyak akan kita jumpai.

Bicara tentang sistem, apakah anda pernah mendengar kata-kata seperti judul yang saya buat tersebut ? Tentunya ada yang mengatakan “Iya” dan ada juga “Tidak”. Dari kedua kata itu saja, masyarakat pasti mengetahui apa tujuan dari suatu sistem itu jika dibentuk dalam dua karakter sekaligus.

“Menaruh Sistem Demi Kegagalan”, dari kata ini menjelaskan bahwa penerapan sistem pada suatu ruang lingkup sangatlah rentan terjadinya kegagalan. Banyak penyebab yang bisa menjadi acuan bagi kita, tetapi dari kata itulah kita lebih mengkaji kepada sistem politik di Indonesia.

Politik Indonesia memiliki sistem “Wakil Rakyat”, akan tetapi itu semua bertolak belakang dengan umbaran janjinya saat mencalonkan. Dalih-dalih menjalankan aspirasi rakyat, tak sedikit kita jumpai para “Dewan Terhormat” itu akhirnya harus mendekam di sel penjara, lantaran “KORUPSI”.

Kita bertolak kepada “Pemimpin”, baik itu di Indonesia, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Sepasang pemimpin menjalankan tugas “Demi Rakyat” ? Apakah itu kita lihat sekarang ? Kenyataannya, para pemimpin yang dipilih melalui Partai, masih banyak mementingkan urusan Partainya, ketimbang urusan rakyat.

Kenapa ? Terkadang seorang pemimpin harus merogoh gocek yang dalam guna memuluskan langkahnya. Dari situlah, peran Partai sangat diprioritaskan dalam mencetak pundi-pundi uang. Peran inilah yang nantinya akan menjadi artian “Balas Budi”.

Disaat mereka menang, dan disaat itulah mereka akan menjadi ujung tombak dari unsur kata “Balas Budi”. Tak terpikirkan ? Apakah semua hal itu berhenti saja ?

Kita kroscek sedikit lagi, pemimpin Independen ? Calon yang diusung Independen terkadang memang dianalisa bersih oleh masyarakat umum. Tapi apakah kita sebagai masyarakat, tidak memikirkan tentang “Program” ?

Ada yang bilang saat kampanye, “Kita Akan Jalankan Aspirasi Rakyat”, tapi bagaimana caranya ? Pencanangan sebuah program oleh pemimpin sangatlah tidak segampang yang kita pikirkan. Persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat masih menjadi prioritas utama untuk memuluskan program tersebut.

Kalau tidak disetujui oleh anggota dewan, bagaimana bisa dijalankan ? Hal itulah yang disebut beberapa kalangan, tidak ada yang namanya “Independen”. Karena semua pekerjaan maupun tugasnya bergantung seluruhnya kepada “Dewan Terhormat”.

Anggota Dewan yang diusung Partai pasti lebih memilih menjatuhkan lawannya, ketimbang harus mengedepankan suatu program, walaupun terkadang program itu sangat Pro-Rakyat.

Untuk kata “Menaruh Aspirasi Demi Kesuksesan”, kata ini merupakan kebalikan dari semuanya itu, dan tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Karena semua kita pasti tahu makna dari kata tersebut. Intinya adalah penaruhan aspirasi tanpa menganut sistem seperti saat ini akan menjadi kesuksesan serta keberhasilan bagi “Rakyat”.

- Opini –

Journalism - “Mengamati Tanpa Henti”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun