Mohon tunggu...
ikhsan tjandra
ikhsan tjandra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penduduk, Masalah atau Potensi?

18 Desember 2015   15:47 Diperbarui: 18 Desember 2015   15:47 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia. Saat ini telah mencapai sekitar 250 juta penduduk. Apakah yang Anda pikirkan ketika mendengarkan itu? Saya akan membaginya menjadi dua jawaban, yang pertama adalah orang yang mengatakan bahwa banyaknya jumlah penduduk ini adalah sumber kekuatan dan modal yang sangat besar bagi Indonesia. Kemudian yang kedua adalah orang yang mengatakan bahwa inilah sumber masalah di Indonesia, Indonesia belum bisa mengatur jumlah penduduk yang jumlahnya begitu besar saat ini.

Seseorang yang mengatakan bahwa jumlah penduduk yang banyak adalah sebuah kelebihan bisa kita anggap sebagai seorang yang optimis. Memang jika kita melihat sekarang, salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu China telah berkembang cukup pesat. Tentunya itu dapat menjadi suatu contoh bahwa sudah ada hasilnya bahwa China dapat mengatur penduduk yang jumlahnya sekitar 1,3 milyar. Tentunya sebagai negara komunis, China akan memberlakukan system yang sangat ketat dan tertutup, ini sangat berbeda dengan Indonesia sebagai negara demokrasi.

Kemudian seseorang yang mengatakan bahwa jumlah penduduk akan menimbulkan masalah cenderung berpikir bahwa penduduk yang terlalu banyak hanya akan membuat persaingan bertambah, banyak lapangan pekerjaan dan pendidikan kurang bisa diefektifkan. Inilah posisi di mana Indonesia sedang kebingungan untuk menentukan bagaimana cara untuk mengatur penduduk yang sedemikian besar ini. 

Berada di posisi manakah Anda? Mungkin sebagai seorang warga Indonesia Anda pernah terbesit jika Indonesia ke depan akan semakin maju, mungkin juga Anda pernah memikirkan bahwa Indonesia akan tetap terbelenggu dengan keadaan yang seperti sekarang ini, tidak ada kemajuan, selalu tertinggal dengan negara lain, dll. Namun sekarang ini fakta membuktikan bahwa Indonesia sedang mengalami bonus demografi. Mayoritas penduduk di Indonesia sedang dikuasai oleh penduduk dengan usia produktif. Data menunjukkan bahwa tahun 2012 angka dependency ratio(ketergantungan) telah mencapai 49,6% dan statistik menunjukkan hasil bahwa dependency ratio akan mencapai penurunan hingga 46,9% pada tahun 2028-2031. Penurunan dependency ratio juga berarti kenaikan jumlah prosentase penduduk yang produktif(usia 15-65 tahun).

Memang inilah kesempatan bagi Indonesia untuk menggunakan bonus ini sebagai alat untuk menjadi mercusuar pembangunan negara. Namun kita harus mengingat bahwa penduduk tetaplah penduduk. Inilah alat yang harus dapat dimaksimalkan secara optimal, jika alat ini(penduduk) tidak dimaksimalkan mulai dari sekarang, maka bisa ditebak bahwa Indonesia ke depan akan menjadi seperti apa, mungkin hanya menjadi nagara yang “lempeng-lempeng ae”, dalam bahasa jawa yang artinya hanya biasa-biasa saja. Tentunya struktur kependudukan yang saat ini harus banyak difasilitasi dan ditunjang. Penduduk di usia produktif harus ditempa lebih lagi secara pendidikan, mental, karakter. Inilah yang menjadi proyek bagi pemerintah dan juga masyarakat itu sendiri. 

Sejauh ini kependudukan di Indonesia perlu lebih difasilitasi, terlebih dalam hal pemerataan. Indonesia sekarang masih terlalu terpusat di Pulau Jawa dan DKI Jakarta, hal ini yang seringkali menimbulkan keadaan di mana terdapat masalah kependudukan di Jawa maupun luar Jawa. Karena di Jawa yang cukup padat dan persaingan cukup ketat, banyak sekali ‘korban-korban” yang berjatuhan karena keadaan ini. Tidak semua mendapat fasilitas yang sesuai, banyak pengangguran, banyak yang tidak bersekolah, banyak juga tindakan-tindakan pelanggaran hukum. Sedangkan di luar Jawa, kita dapat melihat contoh ekstrim yaitu Papua. Seringkali kita menganggap bahwa Papua adalah daerah yang tertinggal, namun kekayaan alamnya sangatlah melimpah. Namun jangan salah, sekarang ini sudah banyak anak-anak Papua yang merantau ke Jawa dan akhirnya dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam hal pendidikan meskipun notabene Papua seringkali dicap sebagai “yang tertinggal”. Ini menunjukkan bahwa memang penduduk di Indonesia dapat dimaksimalkan namun belum diefektifkan. 

Bagaimana tanggapan Anda tentang fenomena ini? Tentunya saya berharap setelah Anda membaca artikel ini, Anda dapat lebih peka. Mungkin Anda sekarang sedang berada di usia produktif, dengan memacu diri Anda untuk lebih efektif, maka Anda telah berkontribusi terhadap perkembangan di negara kita. Bagi Anda yang sudah pernah terbesit tentang fenomena ini, semoga artikel ini dapat mengingatkan Anda kembali. Bagi Anda yang baru pertama kali membaca tentang hal ini, Anda dapat memilih di mana posisi Anda sekarang, seorang yang optimis atau pesimis. Tentunya optimisme dan pesimisme tidak akan berpengaruh pada tindakan yang akan dilakukan oleh bangsa ini.

Semoga Artikel ini dapat bermanfaat.

 

Ikhsan Tjandra

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota 2015 

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun