Mohon tunggu...
Ikhsan Nurachman
Ikhsan Nurachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Krisis Menetalitas terhadap Kesadaran Peduli Lingkungan di Daerah Aliran Sungai Citarum Rendah

14 Agustus 2022   13:23 Diperbarui: 14 Agustus 2022   13:25 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2013 Green Cross Swizerland dan Blacksmith Institute menobatkan sungai citarum sebagai salah satu sungai terkotor di dunia, sungai terpanjang di Jawa barat ini yang memiliki Panjang 269 km membentang sepanjang Jawa Barat memiliki beberapa permasalahan utama, yaitu di area hulu sungai citarum memiliki permasalahan tentang krisis lahan serapan yang mengakibatkan komposisi tanah menjadi rapuh dan rawan erosi serta longsor, masalah utama selanjutnya iala sepanjang wilayah aliran sungai yang memiliki daerah dengan kondisi geologis yang landai menyebabkan penumpukan sedimentasi pada dasar sungai dan jika ditamah dengan pencemaran sampah maka penumpukan sedimentasi menjadi besar dan berakibat pada bencana alam banjir.

Penurunan kualitas air sungai di citarum terjadi karena beberapa penyebab diantaranya yaitu limbah kotorana ternak, limbah kotoran manusia dan limabah rumah tangga, serta limbah pabrik. Penelitian yang dilakukan oleh Greenpeace Asia Tenggara dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Barat telah menemukan hasil bahwa logam berat yang berasal dari limbah pabrik telah menjadi kontaminan utama Sungai Citarum.

Pemerintah melalui presiden Jokowi menerima kritik dari pihak internasional atas rusaknya Citarum dengan menegeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15/ 2018 yang berisi tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum dengan melibatkan semua pemangku kepentingan melalui tahapan-tahapan diskusi baik di tingkat pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, swasta, akademisi, dan penggiat lingkungan. Targetnya dalam 7 tahun Citarum mampu lepas dari penilaian sebagai Sungai terkotor di Dunia (Agus, 2018; Yallop, 2014).

Adanya peraturan presiden ini harusnya cukup menggugah kesadaran masyarakat melalui tim sukses citarum harum yang terdiri dari berbagai instansi yang bersamgkutan baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, akademisi, pihak swasta, dan penggiat lingkungan. Beberapa satuan tugas citarum harum dibuat disepanjang DAS daerah aliran sungai yang bertujuan untuk mengontrol lebih dekat dan menjalankan program program revitalisasi di Kawasan sungai citarum, jumlah sector yang ada dalam program citarum harum berjumlah total 23 sektor wilayah kerja.

Pihak TNI sebagai garda terdepan sangat konsen dalam pengemban tugas sebagai satgas citarum harum, terutama wilayah sector 5 satgas citarum harum yang berada di desa Rancakasumba kecamatan Solokan Jeruk kabupaten Bandung. Pada sector 5 satgas Citarum Harum ini memiliki 4 sub sector diantaranya:

  • Sub sector 1 (Desa Sumber Sari)
  • Sub sector 2 (Desa Bojong Emas)
  • Sub sector 3 (Desa Rancakasumba)
  • Sub sector 4 (Desa Mekarsari)

Tempat ini sering kali dijadikan objek pengabdian dari beberapa universitas, tak terkecuali Universitas Pendidikan Indonesia, program-program seperti revitalisasi lingkungan adalah konsen utama dari satgas citarum harum, namun pada pelaksanaannya tidaklah berjalan dengan mudah, banyak sekali problem yang menghambat terlaksananya program revitalisasi lingkungan.

Pemparan Seminar oleh Kolonel ARM Ruly Chandrayadi di Balai Desa Rancakasumba tentang progres Satgas Citarum harum Sektor 5. (Dokpri)
Pemparan Seminar oleh Kolonel ARM Ruly Chandrayadi di Balai Desa Rancakasumba tentang progres Satgas Citarum harum Sektor 5. (Dokpri)

Masalah-masalah yang hadir dan menghambat pada kegiatan revitalisasi lingkungan yang terjadi dalam pemamaparan oleh Kolonel Arm Ruly Chandrayadi, S.H.,M.H. sebagai komandan satgas Citarum Harum sector 5 dalam seminar yang dilakuakan di balai desa Rancakasumba dalam programnya yang bekerja sama dengan program Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan oleh Mahasiswa UPI kampus daerah Cibiru, beliau memaparkan permasalahan berdasarkan outcome sector 5 daiantaranya:

  • Mindset masyarakat terhadap lingkungan
  • Lahan Kritis di area sungai
  • Tinja Manusia
  • Sampah
  • Limbah Domestik
  • Limbah Industri
  • Sedimentasi

Upaya revitalisasi yang telah dilakukan:

  • Revitalisasi sedimentasi, erosi/longsor dan perbaikan bantaran sungai.
  • Melaksanakan pembuatan kotak TPS percontohan, pembuatan tong sampah, dan pembangunan TPS3R
  • Menyediakan sarana transportasi air

Dari beberapa banyak permasalahan dan program revitalisasi yang telah dipaparkan diatas bahwa hasil yang lambat dari tujuan program Citarum harum ini untuk menjadikan sungai Citarum harum bersih dan hijau kembali yaitu berada di mentalitas warga masyarakat di sekitar daerah aliran sungai citarum dimana perilaku menyimpang seperti membuang sampah, limbah, dan pertambangan liar masih dilakukan, perilaku hidup bersih dan sehat pun masih minim karena kurangnya edukasi dan kesadaran dari masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun