Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Elon Musk Atur Sistem Pembayaran AS, Efisiensi atau Ancaman?

2 Februari 2025   11:37 Diperbarui: 2 Februari 2025   11:37 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elon Musk sebagai ketua DOGE bertugas mengidentifikasi penipuan serta pemborosan dalam pemerintahan. (AP Photo)

Dalam suratnya kepada Menteri Keuangan Scott Bessent, Wyden memperingatkan bahwa campur tangan politik dalam sistem pembayaran negara berisiko menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan sosial yang serius.

Lebih jauh, dalam unggahan di platform X, Musk sendiri mengklaim tanpa bukti bahwa pejabat Departemen Keuangan sebelumnya telah mengizinkan pembayaran kepada kelompok yang diduga terlibat dalam aktivitas penipuan atau bahkan terorisme.

Pernyataan ini, yang tidak disertai dengan data konkret, justru memperkeruh suasana dan menimbulkan lebih banyak pertanyaan dibanding jawaban. Jika tuduhan Musk benar, maka ada masalah mendasar dalam sistem keuangan pemerintah yang membutuhkan reformasi segera. Namun, jika tuduhan ini tidak berdasar, maka ini bisa dilihat sebagai upaya menciptakan narasi yang menguntungkan pihak tertentu.

Dari sudut pandang efisiensi pemerintahan, upaya mengurangi pemborosan dana publik memang penting dan layak didukung. Namun, langkah yang diambil harus melalui mekanisme yang transparan dan bebas dari kepentingan pribadi.

Memberikan akses penuh kepada seseorang yang memiliki jaringan bisnis luas dan kepentingan finansial dalam berbagai sektor strategis tentu menimbulkan risiko yang tak bisa diabaikan. Apakah Musk akan benar-benar membawa reformasi positif, atau justru menciptakan preseden buruk dalam pengelolaan keuangan negara?

Kasus ini juga menyoroti meningkatnya fenomena konsolidasi kekuasaan di tangan individu atau kelompok tertentu dalam struktur pemerintahan modern.

Musk, yang sudah memiliki pengaruh besar dalam industri teknologi, luar angkasa, dan otomotif, kini diberi akses langsung ke mekanisme keuangan negara. Ini bukan sekadar soal efisiensi, melainkan juga soal keseimbangan kekuasaan dalam demokrasi.

Kritik terhadap keputusan ini bukan berarti menolak inovasi atau upaya meningkatkan transparansi dalam pemerintahan. Justru, langkah-langkah reformasi seharusnya dilakukan dengan mekanisme checks and balances yang ketat.

Pemerintah harus memastikan bahwa keputusan strategis seperti ini tidak hanya menguntungkan satu pihak saja, melainkan benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Di sisi lain, pertanyaan yang perlu diajukan adalah mengapa akses ini diberikan tanpa adanya pengawasan yang lebih ketat? Dengan sistem keuangan negara yang begitu kompleks, setiap perubahan atau intervensi seharusnya dilakukan dengan kehati-hatian ekstra.

Jika tujuan utamanya adalah mencegah kebocoran anggaran, mengapa bukan lembaga audit independen yang diberi wewenang lebih besar, ketimbang menyerahkannya kepada individu yang memiliki konflik kepentingan potensial?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun