Mem-PHK Shin Tae-yong di tengah jalan ibarat mengganti striker andalan saat babak kedua baru berjalan 10 menit. Striker diganti bukan karena tak mencetak gol, tetapi karena dianggap kurang cocok dengan pola permainan tim. Kendati ia telah mempersembahkan beberapa kemenangan, trofi tetap tak kunjung diraih.Â
Keputusan ini, bagaimanapun, telah diambil oleh federasi, dan sebagai suporter, kita hanya bisa menerimanya meski berat hati.
Kini tongkat estafet telah berpindah ke tangan Patrick Kluivert. Sosok yang tidak asing di dunia sepak bola, tetapi tetap membawa tanda tanya besar bagi masa depan tim nasional Indonesia. Federasi, yang telah mengambil langkah besar ini, langsung menempatkan ekspektasi tinggi: membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Patrick Kluivert bukanlah nama sembarangan. Mantan bintang Barcelona dan AC Milan ini telah memiliki pengalaman di level top, baik sebagai pemain maupun pelatih.Â
Dalam wawancaranya dengan media Belanda, ia dengan percaya diri menyatakan, "Kami memiliki kemampuan, kekuatan, dan hasrat untuk mengejar Piala Dunia. Dengan dukungan segenap bangsa Indonesia, saya yakin kita bisa mencapai banyak hal besar."
Namun, keyakinan saja tidak cukup. Tantangan di depan terlalu besar untuk diselesaikan hanya dengan optimisme. Kualifikasi Piala Dunia 2026, yang sudah memasuki putaran ketiga, menyisakan tantangan berat. Indonesia berada di peringkat ketiga Grup C dengan enam poin dari enam pertandingan. Ke depan, laga melawan Australia di Sydney dan Bahrain di Jakarta akan menjadi ujian krusial bagi Garuda.
Kluivert menyadari sulitnya perjalanan ini. Ia mengakui, "Lawan-lawan di grup ini sangat tangguh." Pernyataan ini bukan sekadar retorika. Untuk lolos ke Piala Dunia, Indonesia harus menjadi runner-up grup, sebuah target yang membutuhkan kemenangan konsisten di sisa pertandingan.
Shin Tae-yong meninggalkan warisan besar bagi timnas Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Garuda mencapai final Piala AFF 2020 dengan skuad muda yang penuh potensi. Selain itu, keberhasilan meloloskan Indonesia ke Piala Asia 2023 setelah penantian 15 tahun adalah pencapaian monumental. Shin juga berhasil mengubah mentalitas pemain Indonesia, menjadikan mereka lebih disiplin dan kompetitif di level internasional.
Namun, meski membawa peningkatan signifikan, Shin gagal memenuhi ekspektasi tertinggi: membawa trofi untuk timnas senior. Kegagalan ini menjadi salah satu alasan mengapa federasi memilih untuk menggantinya dengan Kluivert.
Sebagai pelatih, Patrick Kluivert memiliki pengalaman yang cukup beragam. Ia pernah menjadi asisten pelatih tim nasional Belanda saat Louis van Gaal membawa tim tersebut meraih peringkat ketiga di Piala Dunia 2014. Namun, sebagai pelatih kepala, rekam jejaknya belum sepenuhnya meyakinkan. Kluivert sempat melatih tim-tim seperti Curacao dan klub-klub kecil di Eropa, tetapi belum pernah menghadapi tekanan sebesar ini.