Donald Trump memang juara dalam membuat dunia berdecak. Setelah memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) untuk kedua kalinya, pria ini langsung mengguncang jagat politik internasional dengan ambisi-ambisi yang, entah bagaimana, terasa seperti keluar dari novel fiksi sejarah.Â
Membeli Greenland? Menguasai Terusan Panama? Mengubah Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika? Menjadikan Kanada sebagai negara bagian AS? Kalau ada penghargaan untuk kebijakan paling nyeleneh, Trump pasti calon kuatnya.
Baru dua minggu menuju pelantikannya, Trump tampaknya sudah sibuk mengatur agenda yang bikin sekutu-sekutu AS pusing kepala. Dalam konferensi pers terbarunya, ia dengan santai mengabaikan kekhawatiran dunia dan bahkan tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer atau ekonomi untuk mencapai mimpinya. Ketika ditanya apakah bisa meyakinkan dunia bahwa tidak akan ada pemaksaan, Trump hanya menjawab: "Tidak, saya tidak bisa meyakinkan Anda."
Serius?
Greenland: Bukan Properti Murah di Game Monopoly
Kisah tentang Greenland ini seperti dj vu dari drama serupa di periode kepresidenan pertamanya. Denmark dengan tegas sudah mengatakan, "Greenland tidak untuk dijual." Tapi Trump sepertinya tidak mendengar atau, mungkin, tidak peduli. Baginya, pulau yang kaya akan mineral itu adalah kunci keamanan nasional AS.Â
Apalagi, putra sulungnya, Donald Trump Jr., sudah terbang ke Greenland. Untuk apa? Mungkin sekadar liburan, atau mungkin dia sedang survei lokasi untuk "Trump Greenland Resort."
Denmark jelas menolak mentah-mentah gagasan ini. Perdana Menteri Mette Frederiksen bahkan menganggap pendekatan Trump tidak cocok untuk hubungan antarnegara. "Kita ini sekutu, bukan rival dalam lelang properti," cetusnya.Â
Tetapi Trump, dengan gaya khasnya, malah menggertak balik, mengancam akan memberlakukan tarif pada Denmark jika mereka tetap menolak.
Kebijakan luar negeri Trump ini seolah-olah dirancang seperti episode reality show. Ada drama, ada gertakan, dan tentu saja, ada plot twist. Sementara sekutu-sekutu Eropa bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, Trump seperti tidak peduli apakah dia sedang menginjak ladang ranjau diplomatik.
Terusan Panama: Mimpi Lama yang Menggelitik
Kalau Greenland terdengar absurd, rencana mengambil alih Terusan Panama adalah level berikutnya. Terusan ini sudah lama menjadi simbol kedaulatan Panama sejak AS menyerahkannya pada tahun 1999. Tapi bagi Trump, sejarah itu sepertinya hanya hambatan kecil dalam perjalanan menuju ambisi besar.