Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Harapan di Piring Anak Negeri: Beri Ikan atau Ajarkan Memancing

8 Januari 2025   09:06 Diperbarui: 8 Januari 2025   14:41 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program makan siang bergizi gratis dapat menjadi investasi jangka panjang (Dok. Pemkot Surabaya via kompas.com)

Pada 8 Januari 2025, Sulawesi Tengah diharapkan menjadi saksi peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah langkah ambisius yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan gizi anak-anak di daerah tersebut.

Namun, hingga saat ini, belum ada kejelasan apakah program tersebut akan benar-benar dimulai sesuai rencana. Sementara itu, respons masyarakat terhadap program ini terpecah antara antusiasme dan sikap biasa saja.

Seorang guru di Palu berkata, "Nanti dilihat dulu bagaimana pelaksanaannya," sementara seorang orang tua menimpali, "Belum bisa berkomentar, belum ada makanannya."

Di balik dinamika ini, ada perdebatan filosofis yang menarik untuk didalami. Program seperti MBG sering dibandingkan dengan filosofi yang berbunyi, "Jangan beri ikannya, tapi beri pancingnya."

Keduanya terlihat berlawanan, tetapi sebenarnya dapat saling melengkapi jika dikelola dengan baik. Mari kita telusuri makna dari dua pendekatan ini.

Makan Bergizi Gratis: Menjawab Panggilan Darurat

Program MBG adalah bentuk respons cepat terhadap masalah gizi buruk yang telah mengakar di banyak wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah. Dalam beberapa kasus, solusi jangka pendek seperti ini sangat diperlukan.

Anak-anak yang kekurangan gizi tidak bisa menunggu hingga program pemberdayaan ekonomi berjalan. Gizi yang buruk tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada kemampuan belajar dan perkembangan kognitif anak.

Mengapa program seperti MBG relevan? Ada tiga alasan utama:

  1. Krisis Gizi Tidak Bisa Ditunda
    Stunting dan gizi buruk adalah permasalahan yang membutuhkan penanganan segera. Jika diabaikan, dampaknya bisa permanen pada generasi mendatang.
  2. Meringankan Beban Ekonomi
    Di keluarga miskin, makanan gratis dapat mengurangi beban pengeluaran harian. Dengan demikian, uang yang ada dapat digunakan untuk kebutuhan lain seperti pendidikan.
  3. Meningkatkan Kesadaran Gizi
    Dengan adanya menu sehat yang disediakan, masyarakat dapat belajar tentang pentingnya pola makan bergizi untuk tumbuh kembang anak.

Namun, program ini memiliki keterbatasan. Jika hanya berfokus pada pemberian makanan tanpa memberdayakan masyarakat untuk mandiri, program ini berisiko menjadi solusi instan yang tidak berkelanjutan. Anak-anak mungkin kenyang hari ini, tetapi apa yang akan terjadi ketika program berakhir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun