"Percaya deh, Anda akan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan tempat ini," ucap pemandu kami dengan antusias, senyumnya lebar menghiasi wajah. Pagi itu, ia mengantar kami menuju sebuah destinasi wisata yang masih jarang terdengar---Telaga Kaca Paisu Pok di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Butuh waktu dua jam perjalanan dari Salakan, ibu kota Kabupaten Banggai Kepulauan, untuk mencapai tempat ini. Jarak yang mungkin terdengar jauh, tetapi rasa lelah dari perjalanan langsung sirna begitu kaki melangkah dari kendaraan. Hanya lima menit berjalan kaki, dan keajaiban pun terpampang di depan mata.
Beningnya Telaga, Seperti Melihat Kaca
Langkah saya terhenti, mulut seketika ternganga. Sebuah perahu kecil terlihat meluncur di atas permukaan air yang begitu bening, seperti kaca. Saya hampir tak percaya itu benar-benar air, hingga riak-riak kecil dari dayung meyakinkan saya. Dasar telaga terlihat begitu jelas, memamerkan bebatuan dan tumbuhan air yang seolah bisa dijangkau dengan tangan.
Nama "Paisu Pok" berasal dari bahasa setempat yang berarti air hitam---nama yang aneh jika melihat kejernihan air telaga ini. Namun, menurut warga setempat, nama itu lebih merujuk pada kedalaman telaga yang menciptakan bayangan gelap di beberapa sisi. Dengan air sebening kristal, sensasi melayang terasa nyata saat menaiki perahu kecil yang disewakan hanya Rp10 ribu per trip.
Ketenangan di Tengah Alam
Paisu Pok bukan sekadar indah. Suasana di sekitarnya begitu tenang, hening, dan damai. Pohon-pohon rindang yang mengelilingi telaga memberikan keteduhan alami, membuat siapa pun merasa terhubung dengan alam. Udara segar mengalir tanpa henti, seolah memeluk tubuh Anda dengan lembut.
Bagi saya, Paisu Pok lebih dari sekadar destinasi wisata. Tempat ini menawarkan pengalaman spiritual yang sulit dijelaskan. Berendam di air yang segar terasa seperti terapi, melepas beban pikiran dan menghadirkan rasa syukur atas keindahan ciptaan-Nya.
Perjalanan yang Tak Akan Anda Sesali
Meski letaknya cukup terpencil, perjalanan menuju Paisu Pok adalah pengalaman yang tak akan Anda sesali. Dari Kota Makassar, Anda bisa memilih perjalanan darat sejauh 1.200 km yang membutuhkan waktu sekitar 36 jam. Namun, jika ingin lebih cepat, penerbangan selama 45 menit ke Bandara Syukuran Aminuddin Amir di Luwuk adalah pilihan terbaik.
Dari Kota Palu, jaraknya lebih dekat---600 km yang bisa ditempuh dalam 12 jam perjalanan darat, atau penerbangan 45 menit ke Luwuk. Setelah tiba di Luwuk, perjalanan dilanjutkan dengan kapal kayu selama empat jam atau kapal cepat selama dua jam menuju Salakan, ibu kota Banggai Kepulauan. Dari Salakan, Paisu Pok hanya berjarak beberapa kilometer.