[caption id="attachment_388622" align="aligncenter" width="300" caption="sumber : kompasiana"][/caption]
Akhir tahun selalu memiliki cerita tersendiri bagi setiap masyarakat Indonesia. Selain menjadi waktu berlibur, penghujung tahun juga menjadi waktu yang dinanti oleh masyarakat yang menganut agama Kristen, pasalnya bulan Desember bertepatan dengan perayaan Hari Natal dan tahun baru.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan berlatar belakang berbeda baik ras, suku, dan agama, dan kepercayaan, masyarakat Indonesia hidup dalam kebersamaan sesuai dengan semboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”. Berdasarkan semboyan tersebut, keberagaman di Indonesia merupakan salah satu tonggak dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, bukan sebagai pemecah belah bangsa.
Semboyan bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat penting, yaitu toleransi dan kesatuan. Pertama, Toleransi inilah yang dapat mencairkan perbedaan menjadi persatuan sehingga tidak ada perpecahan atau konflik. Kedua, Kesatuan merupakan hal yang harus dilakukan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dari berbagai macam ras, suku, dan agama.
Semboyan ini harus kita terapkan, karena semboyan bangsa kita ini memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Disamping itu,wujud nasionalisme dapat terbentuk apabila kita sebagai masyarakat yang berjiwa nasionalisme telah melakukan hal yang berguna bagi bangsa.Sekecil apapun itu yang dapat merubah bangsa ini menjadi lebih baik.
Terkait semangat Kebhinnekaan, momentum peringatan natal dan tahun baru harus kita jaga sehingga suasana natal dan tahun baru di Indonesia tetap berjalan aman dan lancar. Dengan demikian masyarakat Indonesia yang menjalankan ibadah tetap dapat melaksanakan ibadah dengan khusu’.
Berbagai cara dapat kita lakukan untuk menunjukkan semangat kebhinnekaan dalam konteks natal dan tahun baru, diantaranya turut menghargai penganut agama Kristen yang sedang beribadah, menyediakan tempat parkir untuk di sekitar tempat peribadatan, hingga turut menjaga keamanan di sekitar lokasi ibadah.
Salah satu contoh semangat kebhinnekaan dalam konteks kehidupan beragama dapat dilihat dari ikut sertanya beberapa organisasi Islam dalam menjaga keamanan gereja di malam natal., seperti yang terjadi di Majalengka tahun 2013 silam. Begitu pula dengan beberapa ormas Islam di Jawa Barat yang menyatakan kesiapan menjaga keamanan jelang dan saat perayaan natal. Aksi pengamanan natal oleh ormas Islam diperkirakan diikuti di berbagai daerah.
Adanya semangat membantu mewujudkan natal bagi umat Kristiani menunjukkan bahwa Indonesia sangat menghargai segala perbedaan yang ada di masyakat, serta membantah maraknya pemberitaan kedekatan salah satu agama dengan terorisme.
Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak boleh tercabik-cabik oleh perbedaan, apalagi oleh kebencian dan kekerasan. Masyarakat Indonesia harus senantiasa menjunjung tinggi prinsip humanisme, pluralisme, persaudaraan, kerukunan, dan kekeluargaan dan menghindarkan diri dari pemaksaan kehendak.
Semangat kekeluargaan tersebut dapat diwujudkan dengan membantu mewujudkan situasi yang kondusif saat peringatan Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Toleransi harus didepankan dalam mewujudkan bangsa yang berbhinneka tunggal ika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H