Pesta demokrasi lima tahunan Indonesia telah berakhir. Setelah resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke tujuh pada 20 Oktober lalu, Ir. Joko Widodo juga telah mengumumkan struktur Kabinet Kerja pada Minggu sore (26/10/2014) di halaman belakang Istana Negara. Acara tersebut terbilang cukup unik dan berbeda dengan pengumuman kabinet di era Presiden sebelumnya karena para Menteri kompak menggunakan kemeja putih lengan panjang yang dibagikan oleh staf Kepresidenan. Para Menteri pun berbaris dan maju satu persatu ketika namanya disebutkan oleh Presiden Jokowi. Suasana tersebut tak ayal seperti perkenalan aktor kepada fans nya, jauh dari kesan formal yang biasa ditampilkan pada era Presiden sebelumnya.
Presiden Jokowi memang terkenal seringkali memiliki kebijakan yang berbeda dengan pemimpin lain di Indonesia sesuai dengan slogan revolusi mental yang digadangnya saat kampanye Pilpres lalu. Beberapa perbedaan yang tampak di awal kepemimpan Presiden Jokowi adalah adanya perubahan pada beberapa nama Kementerian, yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat digabung menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset dan Teknologi dilebur menjadi dua kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup digabung menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dilebur menjadi dua kementerian, yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat berganti nama menjadi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Kebudayaan.
Tidak hanya itu, jumlah keterwakilan wanita dalam kabinet juga lebih banyak dibandingkan dengan kabinet sebelumnya, yakni sejumlah 8 orang. Jika dilihat dari sisi usia pun,mayoritas Menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi - JK terbilang cukup muda dibandingkan para pendahulunya. Muda dan berprestasi, mungkin itulah salah satu kriteria Jokowi dalam memilih Menteri dalam kabinetnya. Alasan Jokowi memprioritaskan kaum pemuda untuk menjadi Menteri cukup masukn akal karena seorang Menteri tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang banyak sehingga tingkat mobilitasnya juga tinggi. Faktor usia memiliki pengaruh yang sangat besar dengan kemampuan mobilitas seseorang. Oleh karena itu Menteri muda diharapkan mampu menyelesaikan semua tugas dan beban tanggung jawabnya secepat mungkin.
Contoh sosok menteri muda di Kabinet Kerja Jokowi - JK adalah Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Anies Baswedan serta Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrowi. Kedua tokoh ini memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus segera diselesaikan. Sebagai Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah Anies Baswedan memiliku tugas untuk memperbaiki kurikulum pendidikan di Indonesia yang selalu menjadi permasalahan setiap tahunnya. Selain itu Anies Baswedan juga memiliki tugas memperkuat rasa cinta budaya Indonesia sejak dini, karena saat ini generasi muda Indonesia banyak yang meninggalkan kebudayaan Indonesia dan malah mengikuti budaya luar negeri. Akibatnya ada kebudayaan Indonesia yang diklaim sebagai milik negara tetangga. Pun begitu pula dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, harus segera menyelesaikan berbagai permasalahan di dalam negeri, seperti halnya masalah persepakbolaan yang tak kunjung selesai hingga masalah pembangunan Wisma Hambalang yang terhenti akibat adanya kasus korupsi Hambalang yang melibatkan mantan Menpora Andi Mallarangeng.
Menteri yang mayoritas masih berusia muda diharapkan mampu membawa perubahan nyata ke arah positif di masa kepemimpinannya. Menteri muda, selain memiliki energi yang lebih banyak diyakini lebih memahami perkembangan permasalahan terkini yang ada di Indonesia sehingga bisa mengambil langkah penanggulangan yang tepat. Seluruh upaya perbaikan tersebut akan terlihat dari program 100 hari kerja para Menteri. Dalam 100 hari ke depan kita dapat memastikan kelayakan para Menteri muda yang diamanahkan oleh Pak Presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H