May Day atau peringatan hari buruh internasional yang jatuh setiap 1 Mei selalu menjadi momentum yang dimanfaatkan oleh para buruh untuk melakukan aksi menuntut peningkatan kesejahteraan, upah hingga masalah outsourching yang tidak kunjung usai. Di tahun ini, diperkirakan kondisi masih akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Aksi buruh diperkirakan akan mewarnai di seputaran jalan protokol yakni di Bundaran HI hingga Istana Negara. Tidak hanya itu, aksi buruh juga akan dilakukan di beberapa Provinsi lainnya dyang berpusat di Kantor Gubernur masing-masing Provinsi, meskipun pemerintah telah menetapkan hari buruh sebagai hari libur nasional.
Pergerakan kaum buruh menjadi sebuah dinamika sosial yang tidak bisa disampingkan, karena mencakup kehidupan banyak orang. Memasuki era globalisasi dan menyambut era keterbukaan ASEAN pada 2016 mendatang, harusnya buruh tidak hanya bersikeras menuntut kenaikan upah, namun seharusnya juga menuntut Pemerintah agar memberikan dukungan pendidikan keterampilan tambahan, serta pelatihan ketenagakerjaan yang profesional, agar kinerja para buruh juga dapat ditingkatkan. Dengan peningkatan kualitas tenaga buruh, para penyedia lapangan kerja pun tidak akan sungkan menaikkan upah kaum buruh.
Pada tahun 2014, yang disebut sebagai tahun politik, aksi demo buruh menjadi sebuah momen yang berpotensi dimanfaatkan oleh sejumlah Partai Politik, dalam hal peningkatan dukungan menjelang Pemilihan Presiden Mendatang. Partai Politik tersebut, melalui sejumlah janjinya akan memberikan jaminan-jaminan tertentu bagi para buruh, dengan harapan para kelompok buruh kemudian berpihak pada partai politik tertentu, yang tentunya selain itu sangat rawan dimanfaatkannya terjadinya money politic. Terlepas dari kemungkinan kemungkinan itu semua, yang perlu dikhawatirkan adalah terjadinya konflik baik fisik atau nonfisik antara para buruh yang telah terpecah dengan latar belaknag Partai Politik tertentu yang kemudian menciptakan kondisi chaos. Pengaruh Partai Politik dalam aksi May Day mendatang dapat dilihat dari kemungkinan Buruh menjadi sebuah kelompok yang saat ini memiliki pengaruh yang cukup besar, dengan jumlah yang cukup besar kaum buruh mampu mempengaruhi sejumlah kebijakan yang ada, seperti kenaikan harga BBM, tuntutan kenaikan upah, hingga bahkan kemungkinan sejumlah tuntutan terhadap kebijakan penetapan Presiden yang baru.
Hal ini tentu sangat mengganggu, dan sangat rawandimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Partai Politik sebagai pihak yang melakukan sosialisasi politik hendaknya selain melakukan penggalangan dukungan juga sekaligus mensosialisasikan terkait permasalah golput, yang menjadi sebuah ancaman besar apabila para kaum buruh kemudian terhasut dengan sejumlah ajakan untuk golput. Penekanan yang terpenting disini adalah agar seluruh partai politik melakukan penggalangan dukungan tanpa menggunakan cara-cara yang kotor dan dapat menimbulkan permasalahan. Serikat Buruh sebagai sebuah wadah komunikasi dan suara buruh menjadi sebuah organisasi yang memiliki kekuatan yang cukup besar terutama dalam proses komando, koordinasi serta komunikasi didalam buruh. Pemikiran terkait keinginan agar golput dan lain sebagainya, menjadi sebuah perintah yang kemudian akan membuat para buruh menjadi golput, sehingga hal ini akan membut proses pergantian kepemimpinan menjadi kurang baik.
Buruh sebagai pihak yang berusaha untuk mencapai kesejahteraannya harus secara bijak menggunakan suaranya dalam memilih calon Presiden yang akan datang sesuai hati nurani mereka, agar kesejahteraan yang mereka dambakan dapat tercapai. Partai Politik harus secara giat mampu mensosialisasikan pentingnya penggunaan hak suara, serta melakukan sejumlah langkah agar nantinya pada 1 Mei 2014 mendatang tidak muncul aksi-aksi konflik yang mengatasnamakan partai-partai tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H