Mohon tunggu...
ikhsan harahap
ikhsan harahap Mohon Tunggu... -

pengamat sosial politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangkitkan Nasionalisme di Negeri yang Terlelap

21 Mei 2014   04:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:18 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di Indonesia tempat kita, Di sana tempat berjuang kita, Di sana harus ditunjukkan keberanian, keperwiraan dan kesatriaan kita, Terutama sekali kecintaan kita pada nusa dan bangsa. Marilah kita bekerja di sana. Di tanah tumpah darah kita”.

kutipan diatas mungkin tidak familiar ditelinga masyarakat umum, namun perlu diketahui kalimat tersebut dikeluarkan oleh Dr.Soetomo, seorang dokter yang mengabdikan dirinya untuk pergerakan perjuangan Indonesia melalui organisasi Budi Utomo.

Budi Utomo lahir pada tanggal 20 Mei 1908 dan menjadi tonggak permulaan pergerakan nasional di Indonesia. Budi Utomo lahir atas gagasan dan prakarsa dr. Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo, mahasiswa sekolah dokter pribumi (STOVIA) di Jakarta yang juga didukung oleh mahasiswa STOVIA sehingga terpilihlah Dr.Sutomo sebagai ketua organisasi. Pada awal berdirinya, organisasi Budi Utomo hanya bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial budaya, kemudian pada tahun 1915 organisasi Budi Utomo mulai bergerak di bidang politik. Meskipun pada awalnya Budi Utomo hanya beranggotakan orang-orang Jawa dan Madura, namun sejak tahun 1930 Budi Utomo membuka keanggotaannya untuk semua bangsa Indonesia. Dalam bidang politik, Budi Utomo memiliki cita-cita untuk mewujudkan Indonesia merdeka. Dengan demikian, Budi Utomo telah berkembang menjadi sebuah organisasi dengan sifat dan tujuan nasionalisme.

Lahirnya Budi Utomo telah memberikan inspirasi bagi masyarakat Indonesia tentang betapa pentingnya organisasi pergerakan sebagai wadah mencapai kemerdekaan. Meskipun organisasi Budi Utomo bubar pada tahun 1935 sebelum Indonesia meraih kemerdekaan, namun tidak bisa dielakkan bahwa lahirnya Budi Utomo menjadi salah satu pemicu semangat rakyat Indonesia untuk bersatu mengusir segala bentuk penjajahan di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional (HarKitNas).

Peringatan Harkitnas yang jatuh setiap tanggal 20 Mei memang mengundang pro dan kontra dari bermacam pihak, karena ada yang mengatakan bahwa Budi Utomo bukanlah organisasi pertama di Indonesia. Namun, jauh dari pro dan kontra tersebut perlu dipahami bahwa Hari Kebangkitan Nasional dibuat untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia agar tidak terlelap tidur dalam buaian kemerdekaan.

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, semangat juang rakyat Indonesia memang mengalami kemunduran. Sebagian besar rakyat menganggap perjuangan telah usai karena kemerdekaan sudah didapat. Padahal, dalam salah satu pidatonya Bung Karno pernah berkata “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.

Ucapan Bung Karno tersebut terbukti benar, karena saat ini Indonesia kembali dijajah dengan cara yang jauh berbeda dari penjajahan sebelum kemerdekaan. Penjajahan saat in bukanlah penjajahan yang diwarnai kontak senjata yang dilakukan oleh bangsa asing, melainkan penjajahanyang dilakukan oleh rakyat Indonesia sendiri.

Lunturnya rasa cinta kepada tanah air mengakibatkan masyarakat Indonesia sering terjebak dalam konflik kepentingan, etnis, dan agama. Rendahnya nasionalisme juga berakibat tawuran antar pelajar, tawuran antar warga, sikap prasangka antar kepentingan,konflik horizontal dan gangguan keamanan  menjadi fenomena kebangsaan yang memprihatinkan sehingga harus segera diatasi. Demikian pula sikap dan perilaku yang mengutamakan kepentingan perorangan dan golongan, superioritas kelompok tertentu yang merasa lebih unggul dari kelompok lain, masalah narkoba, pornografi, menjamurnya perilaku koruptif yang harus kita hilangkan. Oleh karena itu, semangat dan makna peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2014 ini, adalah semangat untuk berani melakukan evaluasi diri, semangat bagi penguatan komitmen seluruh komponen dan potensi bangsa dalam membangun Indonesia kedepan yang lebih baik.

Dengan semangat dan komitmen bersama kita akan membangun Indonesia menjadi negara yang lebih solid, lebih besar, dan lebih dipandang oleh masyarakat internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun