Mohon tunggu...
ikhsanaf
ikhsanaf Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

anak muda yang hobi berkelana

Selanjutnya

Tutup

Bola

Keromantisan Bonek Mania Persebaya Surabaya dengan The Jak Mania Persija Jakarta : Dulu Lawan Sekarang Kawan

9 Januari 2025   18:15 Diperbarui: 9 Januari 2025   18:21 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gambar asli penulis

Surabaya, 22 November 2024 – BRI Liga 1 Indonesia kini Kembali mempertemukan kedua tim besar dari dua kota terbesar di Indonesia, yakni Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta. Pada laga kali ini, Persebaya Surabaya yang menjadi tuan rumahnya. Pertandingan yang diselenggarakan di Stadion Gelora Bung Tomo ini menjadi sebuah momen serta pemandangan yang luar biasa. Bonek Mania, atau supporter fanatik dari Persebaya Surabaya kala itu menjamu supporter tamu dari Jakarta, The Jak Mania. Fenomena ini merupakan agenda langka yang mana dahulu kedua supporter ini merupakan rival yang sangat panas. Rivalitas kedua supporter ini bukanlah sekedar cap dari media, tak jarang kedua supporter ini melakukan psywar hingga perkelahian. Tetapi di pertemuan kali ini, mereka bernyanyi bersama mendukung tim kebanggaan masing-masing. Kemesraan ini merupakan momen langka yang dahulu mereka ini sering terlibat pertikaian, namun sekarang suasana pertemuan kedua supporter ini penuh akan keharmonisan dan rasa persaudaraan. Dulu lawan, sekarang kawan, kira-kira itulah slogan yang cocok untuk menggambarkan transformasi hubungan antara kedua supporter yang dulu dikenal akan rivalitas panas di dunia sepakbola Indonesia.

Rivalitas yang panas

            Sebelum terlaksananya momentum bersejarah ini, Bonek Mania dan The Jak Mania terkenal dengan sengitnya rivalitas. Bonek Mania Persebaya Surabaya dan The Jak Mania Persija Jakarta ini merupakan salah satu rivalitas besar dalam sejarah klub sepakbola di Indonesia. Aksi psywar selalu mengiringi setiap pertemuan antara kedua tim sepakbola ini. Berbagai stadion di Indonesia menjadi saksi bisu bagaimana ketegangan, rivalitas, emosionalalitas, serta berbagai tindakan rasisme yang dilakukan oleh kedua supporter tim. Aksi konfrontatif seperti menyanyikan chant rasisme yang menyerang tim rival, melakukan vandalisme, dan berbagai hal lain yang membakar panasnya api rivalitas kedua supporter ini.

            Namun, seiring berjalannya waktu, kecintaan mereka pada kemajuan olahraga khususnya sepakbola di Indonesia semakin tumbuh. Kedua supporter bukan lagi terdoktrin dengan gengsinya rivalitas, namun mereka telah membuka mata untuk keharmonisan, toleransi, serta perdamaian untuk sepakbola Indonesia yang lebih maju. Mereka sama-sama menyadari bahwa tidak selalu rivalitas berakhir dengan permusuhan, namun, mereka percaya rivalitas bisa dihiasi dengan keharmonisan dan persaudaraan. Hal ini sangat membuktikan kedewasaaan kedua supporter ini, karena dengan langkah awal dari kedua supporter ini, secara tidak langsung mempererat hubungan antar sesame pecinta sepakbola. Serta hal ini adalah suatu langkah kecil untuk memajukan sepakbola tanah air tercinta. 

Kemesraan di Surabaya

Malam sebelum terlaksananya pertandingan tersebut, The Jak Mania datang bersamaan di Stasiun Gubeng, Surabaya. Sedangkan Bonek Mania sudah berada di stadion pada waktu itu untuk menyambut kedatangan The Jak Mania. Supporter dari klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut dijamu dan disambut dengan baik oleh supporter tuan rumah. Mereka sempat menyanyikan chant-chant persaudaraan yang dipimpin oleh capo dari masing masing supporter. Sampai pada saat para Bonek Mania mempersilahkan The Jak Mania beristirahat untuk match esok hari.

            Ramahnya sambutan serta momen keharmonisan tak hanya berlangsung satu malam saja. Keesokan harinya kedua supporter pun akhirnya bertemu di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Chant demi chant digaungkan, momen-momen kebersamaan seperti duduk bersebelahan dengan supporter tim lawan menjadikan suasana sore hari kala itu terlihat sungguh indah. Terlebih ketika momen kedua supporter menyanyikan anthem mereka bergantian satu persatu, terlihat sungguh mengharukan sekalikus menakjubkan, karena dahulu kedua supporter ini sering terlibat dalam pertikaian namun sekarang mereka menyuguhkan suasana kehangatan, keromantisan, serta keharmonisan dalam suatu laga rivalitas. Sekarang supporter The Jak Mania dating ke Surabaya bukan untuk berbuat anarkis, namun mereka datang untuk menjalin silaturahim dengan Bonek Mania.

Perubahan yang menjadi sebuah harapan

            Perubahan ini terjadi tentu bukan terjadi dalam satu malam saja. Perubahan ini pastinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari bersatunya mereka untuk kemajuan timnas Indonesia yang saat ini telah mencapai berbagai sejarah baru, salah satunya adalah lolosnya timnas Indonesia ke kualifikasi round 3 Piala Dunia, dan berbagai faktor lain seperti kesadaran mereka bahwa sepakbola hanayalah pertandingan antar tim, rivalitas sebenarnya adalah bagaimana menciptakan atmosfer positif yang mempersatukan satu supporter dengan supporter yang lain agar terciptanya suasana yang harmonis. Melalui perubahan ini banyak pihak yang menginginkan supporter lain mengikuti langkah ini agar menjadikan rivalitas sebagai warna-warni dalam dunia sepak bola, tanpa harus melampaui batas hingga menimbulkan kekerasan.       

            Kata-kata “Dulu lawan, sekarang kawan” bukanlah sebuah kalimat yang hanya menggambarkan hubungan antara Bonek Mania dan The Jak, tetapi juga sebuah pesan kecil yang harus dipahami oleh seluruh suporter di Indonesia. Momen keromantisan antara Bonek Mania dan The Jak di Gelora Bung Tomo pada 22 November 2024 akan dikenang sebagai simbol perdamaian dan persatuan di dunia sepak bola Indonesia. Rivalitas yang dahulu sangat sengit kini bertransformasi menjadi sebuah hubungan yang penuh rasa cinta dan  persaudaraan. Semoga semangat ini terus berkembang serta diikuti oleh seluruh pecinta sepakbola tanah air agar kita semua dapat menyaksikan lebih banyak lagi pertandingan-pertandingan yang penuh dengan sportivitas dan kebersamaan. Karena hakikatnya sepakbola adalah untuk semua, dan hanya dengan saling menghormati kita dapat menciptakan atmosfer yang lebih baik untuk sepakbola Indonesia yang lebih maju.

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun