Bukan menjadi hal asing lagi bahwa kecantikan dan dan tampil menarik merupakan hal yang tidak bisa dipisihkan dalam kehidupan manusia terutama di kalangan kaum hawa, begitu pula sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak cara-cara ekstrem yang dilakukan para wanita dalam mendapatkan tubuh yang diharapkan dan tampil menarik namun mengabaikan unsur-unsur kesehatan. Dalam satu diantara beberapa Negara, terdapat beberapa orang yang secara sengaja membuat dirinya mereka sendiri lapar bahkan sampai mati dikarenakan terobsesi dengan berat badan dan bermaskud untuk mencapai citra tubuh yang terlalu kurus. Ada pula yang memiliki siklus dimana mereka makan banyak yang kemudian berkeinginan untuk menghilangkan kelebihan makan mereka, antara lain dengan memuntahkannya. Pola makan yang seperti ini adalah dua tipe utama dari gangguan makan, yaitu annoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
Annoreksia nervosa adalah suatu gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat badan dibawah standar normal, citra tubuh yang terdistorsi, kekuatan yang mendalam akan bertambahnya berat badan pada wanita. Sedangkan bulimia nervosa adalah suatu gangguan makan yang memiliki karakteristik makan yang berlebihan yang berulang yang diikuti oleh pembangkitan keinginan untuk memuntahkannya dalam rangka perhatian yang berlebihan terhadap berat tubuh dan bentuk tubuh.
Tidak hanya membuat tubuh menjadi kurus saja yang termasuk dalam perilaku gangguan makan, namun gangguan makan yang berlebihan juga akan menjadi hal yang buruk pada kesehatan tubuh manusia. Seseorang yang kehilangan control saat makan dan berkeinginan terus untuk menghabiskan seluruh hidangan makanan yang disediakan merupakan indikasi utama dari seseorang yang mengidap gangguan makan berlebihan. Standar yang paling luas yang digunakan untuk menentukan obesitas adalah indeks massa tubuh atau IMT. IMT mengukur berat badan dan tinggi badan seseorang. Indeks berat badan iukur dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).
Nah dari penjelasan singkat diatas maka kebijaksanan dalam melihat diri sendiri adalah kunci utama dari permasalahan ini, dan juga benarlah bahwa ajaran agama dari ratusan tahun yang lalu mengajarkan tatacara dalam makan yang baik, yaitu “makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum Kenyang”, Statement ini ternyata bukan hanya sebagai bahan evaluasi spiritual semata namun juga ternyata dibuktikan pada era teknologi sebagai suatu hal logis yang berdampak pada kesehatan dan kelangsungan hidup manusia
“Maka Nikmat Tuhan Mana Lagi yang Engkau Dustai?”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H