Minggu ini beredar banyak foto diberbagai akun media sosial tentang Mobil putih yang kakeueum banjir di Karawang.
Entah kakeueum atau dikeueum?
(Itu kata netizen sih)
Seperti biasa tanggapan demi tanggapan bermunculan, ada yang bilang pencitraan, ada yang bilang luar biasa, ada juga malah yang menanyakan "naha euweuh parahu karet?"
Biasalah...
Netizen kita mah emang ajib banget kala mengomentari orang lain, namun sedikit kesulitan dalam menengok "ke dalam" kalau kata Ebiet GAD mah. (Owe juga kayak getoooo)
Saya tak begitu tertarik untuk ikut dalam hal tersebut.
Yang jelas jika diri ini mempunyai kapasitas untuk itu (kesempatan, materi, waktu dan tenaga) tentulah urusan berbagi sepertinya layak untuk menjadi prioritas.
Yang membuat gatal jempol ini justru adalah pemberitaan pasca beredarnya poto-poto mobil "kakeueum" tersebut.
Mulai bersliweran berita tentang potensi si pemilik mobil tersebut maju di Pilkada DKI. Malah salah satu flatform berita digital Kompasiana (yang kebetulan saya berlangganan) menyebutkan bahwa beliau (si Pemilik mobil tersebut) mempunyai modal politik yang cukup untuk maju dalam Pilkada DKI mendatang. Hal itu didasarkan pada track record beliau dalam perpolitikan (katanya).
Jika ditarik hubungan antara berita mobil putih yang terendam dengan Pilkada DKI memang bisa ada korelasinya, mengingat DKI adalah kota paling "basah" di Indonesia tatkala musim hujan datang. Meskipun korelasi tersebut sangat dipaksakan.