5. Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi ini melibatkan tiga aspek: (1) bagaimana pembelajar dan penilai mengevaluasi produk akhir dari proses, (2) bagaimana mereka menerapkan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah untuk menyelesaikan masalah, dan (3) bagaimana pembelajar akan berbagi pengetahuan dan hasil pemecahan masalah mereka sebagai bentuk pertanggungjawaban. Evaluasi dilakukan melalui berbagai cara, seperti secara lisan, tertulis, atau dalam bentuk presentasi formal.
D. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan utama Pembelajaran Berbasis Masalah bukanlah hanya menyampaikan banyak pengetahuan kepada siswa, tetapi lebih pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Selain itu, metode ini bertujuan untuk membantu siswa menjadi pembelajar mandiri dan meningkatkan keterampilan sosial mereka melalui kolaborasi dalam mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.
Pembelajaran Berbasis Masalah juga mempunyai beberapa tujuan yaitu:
1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa
Meningkatkan keterlibatan siswa merupakan salah satu tujuan utama dari implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL). Dengan memperkenalkan masalah yang nyata dan relevan bagi kehidupan siswa, PBL membuka ruang untuk eksplorasi yang lebih dalam dan pengalaman belajar yang lebih menarik. Masalah yang diajukan dalam konteks PBL sering kali mencerminkan tantangan atau situasi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat melihat hubungan langsung antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan dunia nyata di sekitar mereka.
2. Mendorong Kolaborasi
Pembelajaran berbasis masalah tidak hanya mendorong keterlibatan siswa secara aktif, tetapi juga mempromosikan kolaborasi di antara mereka. Dalam konteks PBL, siswa diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok atau tim kecil untuk mengeksplorasi dan menyelesaikan masalah yang kompleks. Melalui kolaborasi ini, siswa dapat membagi pengetahuan, pengalaman, dan pemikiran mereka untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan solusi yang lebih komprehensif.
    3. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis
    Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis dan analitis siswa. Dalam konteks PBL, siswa dihadapkan pada masalah-masalah yang kompleks dan seringkali ambigu, yang memerlukan mereka untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Proses ini tidak hanya membutuhkan penerapan pengetahuan yang dimiliki, tetapi juga memicu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, di mana mereka harus mengevaluasi berbagai solusi yang mungkin, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dari setiap solusi, serta membuat keputusan yang didukung oleh bukti dan logika.Â