IMPLEMENTASI MODEL BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASE LEARNING)
A. Definisi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning)
       Model Problem Based Learning atau dikenal dengan istilah model berbasis masalah sebagai salah satu model 59 pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Margetson (dalam Rusman, 2011) menyebutkan bahwa Problem Based Learning sebagai model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif, serta memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding model lain.
 Proses pembelajaran PBL ditandai dengan adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa maupun guru), kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang diketahui dan bagaimana untuk memecahkan masalah secara berkelompok agar saling membantu sehingga mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah. Melalui PBL dengan anggota kelompok yang heterogen memungkinkan siswa untuk saling bertukar pikiran, bekerjasama untuk memecahkan masalah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian penerapan PBL juga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.Â
      Pada dasarnya siswa mempunyai potensi kemampuan berpikir kritis. Potensi tersebut lebih baik dilatih sejak dini melalui pembelajaran yang mengaharuskan siswanya aktif dan sangat disayangkan jika tidak dapat dikembangkan dengan baik. Dengan demikian, penerapan model PBL pada sub pokok bahasan GLBB dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil penilaian kemampuan berpikir kritis siswa yang semakin meningkat.Â
Hasil afektif siswa setelah diterapkan model PBL pada sub pokok bahasan GLBB antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol mengalami peningkatan. Meningkatnya aspek afektif dikarenakan penciptaan lingkungan belajar yang baru di dalam kelas melalui PBL membangkitkan sikap yang baik bagi siswa.
Adapun aspek afektif dalam penelitian ini:
- Kehadiran siswa
- Perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung
- Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat