Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Selamat datang di media masa seputar perkembangan pendidikan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan pendidikan masa kini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Phubbing: Ketika Gadget Mengancam Kehangatan Hubungan Nyata

15 Januari 2025   05:42 Diperbarui: 15 Januari 2025   05:42 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi yang menggambarkan situasi phubbing (Sumber: Artificial Intelligence)

Di era digital, gadget telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Meski menawarkan berbagai kemudahan, penggunaannya yang berlebihan memunculkan fenomena baru yang disebut phubbing. Istilah ini, gabungan dari kata phone dan snubbing, menggambarkan perilaku seseorang yang mengabaikan orang di sekitarnya karena terlalu fokus pada gadget. Tanpa disadari, kebiasaan ini membawa dampak negatif yang signifikan pada hubungan sosial.

Fenomena phubbing sering terlihat di berbagai situasi, seperti saat makan bersama, menghadiri rapat, atau berkumpul dengan keluarga. Kebiasaan ini biasanya diawali oleh notifikasi yang terus berdatangan dari media sosial, pesan instan, atau aplikasi lainnya, yang membuat pengguna merasa harus segera merespons. Lama-kelamaan, ini berkembang menjadi kebiasaan yang mengesampingkan kehadiran orang lain di dunia nyata.

Salah satu dampak besar phubbing adalah kerenggangan hubungan keluarga. Ketika orang tua terlalu sibuk dengan ponsel, anak-anak sering merasa diabaikan dan kurang mendapatkan perhatian. Hal ini dapat mengurangi kehangatan dalam keluarga, menciptakan jarak emosional, dan menghambat komunikasi yang seharusnya mempererat hubungan.

Dalam hubungan romantis, phubbing juga menjadi ancaman serius. Pasangan yang merasa diabaikan karena gadget sering kali merasa tidak dihargai, yang memicu konflik dan menurunkan kepuasan dalam hubungan. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang sering terlibat dalam phubbing memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami ketegangan yang berujung pada perpisahan.

Tidak hanya dalam hubungan personal, phubbing juga berdampak buruk di lingkungan kerja. Karyawan yang terlalu fokus pada gadget mereka cenderung kurang produktif dan sulit membangun hubungan baik dengan rekan kerja. Ini tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga kinerja tim secara keseluruhan, yang akhirnya merugikan perusahaan.

Dari sisi psikologis, phubbing memiliki dampak negatif baik bagi pelaku maupun korbannya. Seseorang yang diabaikan karena phubbing sering merasa kesepian, kurang dihargai, dan mengalami penurunan kepercayaan diri. Di sisi lain, pelaku phubbing juga berisiko kehilangan koneksi emosional dengan orang-orang di sekitarnya, yang dapat memengaruhi kesejahteraan mereka dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi fenomena ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kesadaran akan dampak buruk phubbing. Penting untuk menetapkan batasan dalam penggunaan gadget, terutama saat berada di tengah orang-orang terdekat. Salah satu solusinya adalah dengan menetapkan zona bebas gadget, seperti saat makan bersama atau di waktu keluarga.

Selain itu, memperkuat komunikasi tatap muka juga menjadi kunci penting. Luangkan waktu untuk berbicara dan mendengarkan tanpa gangguan dari gadget. Dengan cara ini, hubungan emosional dapat terjalin lebih erat, sehingga tidak ada yang merasa diabaikan.

Pada akhirnya, gadget memang alat yang sangat bermanfaat, tetapi kita harus bijak dalam menggunakannya. Jangan sampai kecanggihan teknologi justru merusak hubungan yang berharga dengan orang-orang di sekitar kita. Ingatlah, hubungan nyata jauh lebih berarti dibandingkan notifikasi di layar ponsel.

Hentikan phubbing sebelum terlambat. Jadilah pribadi yang hadir sepenuhnya bagi orang-orang terkasih, karena koneksi manusia adalah hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi apa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun