Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Selamat datang di media masa seputar perkembangan pendidikan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan pendidikan masa kini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Parasocial Relationship: Ketika Kekaguman pada Selebriti Berubah Jadi Obsesi Berbahaya

15 Januari 2025   04:36 Diperbarui: 15 Januari 2025   04:36 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi seseorang yang terkena parasocial relationship (Sumber: Artificial Intelligence)

Di era media sosial, selebriti dan influencer menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Mereka hadir dalam layar ponsel setiap hari, berbagi momen, kisah, bahkan kehidupan pribadi yang terasa begitu dekat. Namun, fenomena ini memunculkan istilah baru yang perlu diwaspadai: parasocial relationship. Ini adalah hubungan sepihak di mana seseorang merasa memiliki ikatan emosional mendalam dengan selebriti atau influencer yang sebenarnya tidak mengenalnya.

Fenomena ini bukan hal baru, tetapi menjadi semakin umum dengan berkembangnya media sosial. Dulu, parasocial relationship lebih sering terjadi pada penggemar yang terobsesi dengan aktor, penyanyi, atau atlet. Kini, hubungan ini merambah ke influencer yang tampak lebih "dekat" dan "manusiawi" karena sering berbagi kehidupan sehari-hari. Namun, hubungan ini sebenarnya ilusi, karena interaksi yang terjadi hanya bersifat satu arah.

Salah satu alasan mengapa parasocial relationship mudah terbentuk adalah karena algoritma media sosial. Dengan fitur seperti likes, comments, dan stories, penggemar merasa mereka benar-benar berinteraksi dengan idola mereka. Padahal, perhatian yang mereka terima biasanya bersifat generik dan tidak personal. Meski demikian, banyak orang merasa "spesial" dan menganggap hubungan ini nyata.

Dampak dari fenomena ini cukup kompleks. Kekaguman yang sehat dapat memberikan inspirasi atau motivasi. Namun, jika berubah menjadi obsesi, hal ini bisa merusak keseimbangan mental. Beberapa individu menjadi terlalu bergantung pada kehadiran idola mereka, merasa cemas ketika tidak ada unggahan baru, atau bahkan memaksakan diri untuk meniru gaya hidup yang sebenarnya tidak realistis.

Parasocial relationship yang berlebihan juga dapat menciptakan ekspektasi yang tidak sehat. Penggemar sering kali memproyeksikan fantasi mereka terhadap idola, membayangkan hubungan yang tidak ada, atau bahkan merasa "memiliki" selebriti tersebut. Hal ini dapat memicu kecemburuan atau amarah jika idola mereka menjalin hubungan romantis atau melakukan hal yang tidak sesuai dengan harapan penggemar.

Fenomena ini juga berdampak negatif pada selebriti atau influencer itu sendiri. Mereka sering kali menjadi sasaran ekspektasi yang tidak masuk akal, tekanan untuk terus memuaskan penggemar, atau bahkan ancaman dan pelecehan dari mereka yang merasa "dikhianati." Dalam beberapa kasus ekstrem, penggemar obsesif bahkan melakukan tindakan seperti stalking atau mengancam keselamatan sang idola.

Untuk menghindari jebakan parasocial relationship, penting bagi kita untuk tetap realistis dalam mengagumi seseorang. Pahami bahwa selebriti dan influencer hanyalah manusia biasa dengan kehidupan pribadi yang tidak sepenuhnya terlihat di media sosial. Mereka tidak bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan emosional penggemar atau menjadi panutan sempurna.

Langkah lain yang dapat dilakukan adalah membatasi konsumsi media sosial. Jangan biarkan algoritma membawa Anda terlalu jauh dalam kehidupan seseorang yang tidak Anda kenal secara nyata. Alihkan perhatian Anda pada hubungan dunia nyata yang lebih sehat dan bermakna, seperti dengan keluarga atau teman dekat.

Sebagai penggemar, kita juga perlu menghormati privasi dan batasan idola kita. Mereka berhak untuk menjalani kehidupan pribadi tanpa merasa diawasi atau dikontrol oleh penggemar. Ingatlah bahwa kekaguman yang sehat adalah tentang mengapresiasi karya dan kontribusi mereka, bukan menciptakan hubungan imajiner.

Parasocial relationship adalah pengingat bahwa media sosial tidak selalu mencerminkan realitas. Jangan biarkan kekaguman Anda berubah menjadi obsesi yang mengganggu kesehatan mental Anda maupun orang lain. Kagum boleh, tapi berlebihan jangan! Jadikan hubungan ini sebagai motivasi untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri, bukan sebagai jebakan yang membuat Anda kehilangan kendali atas kehidupan Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun