Jika kisah sepanjang 2024 saya diibaratkan sebuah film, maka ini akan menjadi drama penuh perjuangan yang menguras emosi, mungkin berjudul "Langkah ke Dua Puluh: Menembus Batas" kisah perjuangan melawan segala rintangan untuk meraih gelar Pendidikan Profesi Guru (PPG). Setiap adegan dalam film ini seperti merangkum perjalanan yang tak hanya melelahkan secara fisik, tetapi juga penuh tantangan mental dan emosional.
2024 adalah tahun di mana saya menghadapi salah satu persaingan terbesar dalam hidup. Dari 700-an pendaftar PPG, hanya 20 orang yang akan dipilih. Saat pertama kali membaca jumlah pendaftar, hati saya ciut. "Bagaimana mungkin saya bersaing dengan ratusan orang yang lebih kompeten?" gumam saya. Namun, seperti dalam film dengan tokoh utama yang tak menyerah, saya memutuskan untuk mencoba.
Proses seleksi itu ibarat adegan klimaks dalam film. Ada seleksi administrasi, ujian subtantif, dan wawancara. Setiap langkahnya seperti labirin, penuh jebakan yang menguji kesabaran dan kemampuan saya. Salah satu momen tersulit adalah ketika saya merasa gagal dalam wawancara karena gugup. Rasanya seperti adegan di mana sang tokoh utama hampir menyerah. Tapi dalam hati, saya terus meyakinkan diri, "Ini belum selesai."
Saat pengumuman tiba, saya hampir tidak percaya. Nama saya ada dalam daftar 20 orang terpilih. Seperti dalam film, ini adalah momen di mana semua perjuangan terasa terbayar. Tapi cerita belum selesai di sini. Masih ada babak berikutnya: perjalanan panjang menjalani PPG.
Selama menjalani PPG, hidup terasa seperti montase dari berbagai adegan penuh emosi. Ada malam-malam tanpa tidur, mengerjakan laporan dan merancang rencana pembelajaran. Ada pula adegan sedih ketika saya gagal memahami materi yang diajarkan. Namun, setiap momen sulit selalu diiringi dengan dorongan dari teman-teman seperjuangan, guru pamong, instruktur, dan para dosen yang tak henti memberi semangat.
2024 telah menjadi tahun yang luar biasa. Kisah ini tidak hanya mengajarkan saya tentang arti perjuangan, tetapi juga tentang kepercayaan pada diri sendiri. Jika film ini diputar ulang, saya tidak akan mengubah satu adegan pun, karena setiap momen baik pahit maupun manis adalah bagian dari proses yang membentuk saya hari ini.
Film (2024) hidup saya ini tidak hanya berakhir dengan bahagia, tetapi juga membuka pintu bagi sekuel yang lebih besar. Kini, saya siap melangkah ke dunia pendidikan, membawa semangat dan pengalaman yang saya peroleh sepanjang perjalanan ini. Jika Anda memiliki mimpi, jangan takut untuk memperjuangkannya, karena siapa tahu, kisah Anda akan menjadi film inspiratif berikutnya.
Film (2024) ini telah selesai, tetapi saya yakin kisahnya akan terus menginspirasi saya di masa depan. Seperti pepatah, "Tidak ada perjalanan yang mudah, tetapi setiap langkahnya selalu layak."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H