Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Selamat datang di media masa seputar perkembangan ilmu pengetahuan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rahasia Pemikiran Abadi Ki Hadjar Dewantara: Pendidikan yang Tak Lekang oleh Waktu

14 Januari 2025   03:09 Diperbarui: 14 Januari 2025   06:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi seorang guru dalam suasana kelas tradisional Indonesia (Sumber: Artificial Intelligence)

Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, dikenal sebagai tokoh yang pemikirannya tentang pendidikan tetap relevan hingga kini. Salah satu alasan utama mengapa gagasannya begitu abadi adalah prinsip "Tut Wuri Handayani" yang ia ciptakan. Filosofi ini tidak hanya menjadi semboyan pendidikan, tetapi juga menggambarkan esensi mendalam tentang bagaimana seorang pendidik seharusnya bersikap: memberikan teladan di depan, semangat di tengah, dan dorongan di belakang. Konsep ini menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan menekankan pentingnya pendidikan yang memerdekakan.

Dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu, melainkan upaya membangun manusia seutuhnya jasmani dan rohani. Ia percaya bahwa pendidikan harus berakar pada budaya bangsa, sehingga menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Pemikiran ini menjadi relevan di tengah globalisasi, di mana identitas budaya sering kali tergerus oleh arus modernitas. Ki Hadjar ingin memastikan bahwa generasi muda tidak kehilangan jati diri mereka di tengah perkembangan zaman.

Hal lain yang membuat pemikiran Ki Hadjar Dewantara tetap relevan adalah pendekatannya yang humanis dan inklusif. Ia menolak pendidikan yang diskriminatif dan menekankan pentingnya kesempatan belajar untuk semua kalangan, tanpa memandang status sosial. Ide ini terasa sangat visioner, terutama saat kita menghadapi tantangan kesenjangan pendidikan di era modern. Sistem pendidikan yang ia rancang bertujuan untuk menciptakan kesetaraan, memberikan akses pendidikan kepada mereka yang kurang mampu, dan menciptakan masyarakat yang adil.

Ki Hadjar juga menyadari pentingnya hubungan antara pendidikan dan kebebasan. Ia menekankan bahwa pendidikan harus membebaskan individu dari kebodohan, ketidaktahuan, dan ketidakadilan. Namun, kebebasan ini bukan berarti tanpa batas, melainkan kebebasan yang bertanggung jawab, yang dapat membawa manfaat bagi individu sekaligus masyarakat. Pemikiran ini mengajarkan keseimbangan antara hak individu dan kewajiban sosial, sebuah konsep yang tetap menjadi tantangan pendidikan hingga kini.

Yang tak kalah penting, Ki Hadjar Dewantara menganggap bahwa pendidikan adalah alat untuk membangun peradaban bangsa. Ia percaya bahwa maju atau mundurnya suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan menanamkan nilai-nilai moral, kebangsaan, dan semangat gotong royong melalui pendidikan, ia yakin bahwa Indonesia dapat menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat. Pesan ini terasa sangat relevan di era modern, di mana pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk menghadapi tantangan global.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara juga sangat fleksibel dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks. Filosofinya yang sederhana tetapi mendalam memberikan ruang interpretasi yang luas, sehingga pendidik dari berbagai generasi dapat mengadaptasinya sesuai kebutuhan zaman. Hal ini menjadikan ide-idenya tidak pernah ketinggalan zaman, bahkan terus menjadi inspirasi dalam merancang kurikulum atau metode pembelajaran baru.

Abadinya pemikiran Ki Hadjar Dewantara tidak terlepas dari visi besar yang ia miliki: menciptakan manusia Indonesia yang merdeka, berkarakter, dan bermartabat. Prinsip-prinsip yang ia tanamkan memberikan fondasi kuat bagi pendidikan Indonesia, menjadikannya lebih dari sekadar tokoh sejarah, tetapi juga pemimpin pemikiran yang terus hidup dalam setiap proses pembelajaran. Warisannya adalah pengingat bahwa pendidikan yang baik tidak hanya mencetak individu cerdas, tetapi juga manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun