Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang di media masa seputar perkembangan pendidikan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan pendidikan masa kini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode VAKT: Pendekatan Multisensori untuk Meningkatkan Efektivitas Belajar

12 Januari 2025   23:00 Diperbarui: 12 Januari 2025   23:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi pembelajaran menggunakan metode VAKT (Sumber: Artificial Intelligence)

Metode VAKT (Visual, Auditori, Kinestetik, Taktil) adalah pendekatan pembelajaran multisensori yang dirancang untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa. Metode ini menggabungkan keempat jalur indera utama dalam proses belajar, yakni visual (melihat), auditori (mendengar), kinestetik (gerakan), dan taktil (sentuhan). Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang holistik, sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih baik. Metode VAKT sering digunakan dalam pendidikan inklusif, terutama untuk membantu siswa dengan kebutuhan khusus, seperti disleksia atau gangguan pemrosesan sensorik.

Dalam aspek visual, metode VAKT melibatkan penggunaan gambar, grafik, diagram, atau video untuk membantu siswa memahami konsep. Penelitian oleh Sari et al. (2022) menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual cenderung lebih mudah memahami materi ketika disajikan dalam bentuk visualisasi. Sebagai contoh, dalam pembelajaran matematika, diagram atau ilustrasi dapat membantu siswa memahami hubungan antarangka.

Aspek auditori dalam metode VAKT melibatkan penggunaan suara, seperti penjelasan verbal, diskusi, atau musik. Menurut penelitian oleh Johnson dan Wilson (2023), siswa yang belajar dengan metode auditori cenderung lebih cepat mengingat informasi jika mendengarnya daripada membacanya. Dalam konteks pembelajaran bahasa, misalnya, mendengarkan pengucapan kata-kata melalui rekaman atau guru dapat meningkatkan kemampuan pengucapan dan pemahaman siswa.

Unsur kinestetik berfokus pada gerakan fisik sebagai bagian dari proses belajar. Aktivitas seperti bermain peran, simulasi, atau eksperimen langsung memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif. Penelitian oleh Dewi dan Pratama (2024) menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar kinestetik memiliki pemahaman konsep yang lebih baik ketika mereka terlibat secara fisik dalam pembelajaran, seperti menyusun objek atau melakukan percobaan laboratorium.

Taktil melibatkan penggunaan sentuhan atau manipulasi fisik untuk memahami konsep. Dalam pembelajaran sains, misalnya, siswa dapat menyentuh atau merasakan tekstur bahan untuk memahami sifat-sifatnya. Studi oleh Ramirez dan Wong (2025) mengungkapkan bahwa pendekatan taktil sangat efektif untuk siswa muda atau siswa dengan kebutuhan khusus, karena mereka dapat belajar melalui pengalaman langsung.

Keunggulan metode VAKT adalah fleksibilitasnya untuk diterapkan di berbagai mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Guru dapat mengintegrasikan semua elemen VAKT dalam satu kegiatan belajar, sehingga seluruh siswa, terlepas dari gaya belajarnya, dapat terakomodasi. Selain itu, pendekatan ini juga meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar, karena melibatkan berbagai jalur indera sekaligus.

Namun, tantangan dalam penerapan metode VAKT adalah kebutuhan akan perencanaan dan sumber daya yang lebih kompleks. Guru harus kreatif dalam merancang aktivitas yang melibatkan keempat aspek VAKT secara seimbang. Meskipun demikian, jika dirancang dengan baik, metode ini dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan, seperti yang dibuktikan oleh berbagai penelitian. Oleh karena itu, metode VAKT merupakan salah satu pendekatan yang relevan untuk mendukung pendidikan yang inklusif dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun