Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang di media masa seputar perkembangan pendidikan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan pendidikan masa kini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengatasi Fenomena "Telmi": Otak Kita Harus Terus Diasah

10 Januari 2025   11:00 Diperbarui: 10 Januari 2025   11:00 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak manusia adalah organ yang luar biasa, berfungsi sebagai pusat kendali seluruh tubuh dan tempat berpikir, merasakan, serta mengambil keputusan. Namun, seperti otot tubuh lainnya, otak juga perlu dilatih agar tetap tajam dan produktif. Jika otak jarang digunakan untuk berpikir kritis atau menghadapi tantangan baru, kemampuannya dapat menurun. Salah satu efeknya adalah munculnya fenomena yang sering disebut "telmi" atau telat mikir, di mana seseorang lambat dalam memahami sesuatu atau merespons situasi.

Fenomena telmi sering kali terjadi karena kurangnya rangsangan mental dalam aktivitas sehari-hari. Otak yang terbiasa hanya melakukan rutinitas tanpa tantangan baru menjadi kurang responsif terhadap perubahan. Oleh karena itu, penting untuk terus mengasah otak melalui berbagai aktivitas yang merangsang kemampuan berpikir, seperti membaca, memecahkan teka-teki, atau berdiskusi tentang topik yang menantang. Aktivitas semacam ini mampu melatih otak untuk berpikir lebih cepat dan efisien.

Kebiasaan multitasking yang berlebihan juga dapat menjadi penyebab telmi. Ketika otak dipaksa untuk membagi fokus secara terus-menerus, kemampuan konsentrasi dan pemrosesan informasi dapat menurun. Untuk mengatasinya, penting bagi kita untuk melatih fokus dengan cara bekerja atau belajar secara terstruktur. Dengan melatih kemampuan fokus, otak dapat bekerja lebih efektif dan responsif dalam situasi apapun.

Kurangnya waktu istirahat juga bisa memicu telmi. Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang cukup berperan penting dalam menjaga fungsi otak, termasuk kemampuan memori dan berpikir cepat. Ketika kita kurang tidur, otak tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproses dan memperbaiki dirinya. Oleh sebab itu, mengatur pola tidur yang baik menjadi salah satu cara untuk menghindari fenomena telmi.

Pola makan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja otak. Nutrisi yang tidak seimbang dapat membuat otak kehilangan energi dan lambat dalam merespons. Mengonsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, dan omega-3 dari ikan dapat membantu meningkatkan fungsi otak. Nutrisi yang baik adalah bahan bakar utama bagi otak untuk tetap tajam.

Selain itu, otak membutuhkan tantangan untuk berkembang. Kita perlu memberikan "latihan" rutin bagi otak dengan mencoba hal-hal baru, seperti belajar bahasa asing, memainkan alat musik, atau mengikuti kursus keterampilan tertentu. Dengan begitu, otak akan tetap terlatih dan terhindar dari risiko menjadi lambat.

Lingkungan sosial juga berperan penting dalam melatih otak. Berinteraksi dengan orang lain, berdiskusi, dan bertukar pendapat dapat merangsang kemampuan berpikir kritis. Sebaliknya, isolasi sosial dapat membuat seseorang lebih lamban dalam merespons situasi karena kurangnya rangsangan mental.

Teknologi modern sering kali menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi memudahkan akses informasi, tetapi di sisi lain, ketergantungan pada teknologi dapat membuat kita malas berpikir. Misalnya, terlalu sering menggunakan kalkulator untuk perhitungan sederhana atau mencari jawaban langsung di internet tanpa mencoba memikirkan solusinya sendiri. Latihan berpikir mandiri sangat penting untuk menjaga otak tetap tajam.

Melakukan refleksi dan evaluasi diri juga dapat membantu mengatasi telmi. Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang telah dipelajari atau dialami setiap harinya. Kebiasaan ini melatih otak untuk memproses informasi dengan lebih baik dan membuat kita lebih cepat tanggap dalam situasi serupa di masa depan.

Kesimpulannya, otak adalah aset yang harus dijaga dan terus diasah agar tetap berfungsi optimal. Fenomena telmi bisa dicegah dengan gaya hidup yang sehat, latihan mental yang rutin, dan menghindari kebiasaan yang membuat otak "malas". Dengan otak yang tajam, kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun