Nama : Khairul IkhsanÂ
NIM : 20240110950003
Prodi/Bidang : PPG/PGSD
Mata Kuliah : Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
Topik : Pembelajaran Keimanan dan KemanusiaanÂ
Pembelajaran Keimanan dan Kemanusiaan merupakan sebuah kajian yang mendalam tentang hubungan antara keyakinan individu terhadap Tuhan dengan perilakunya sebagai makhluk sosial. Pembelajaran Keimanan dan Kemanusiaan merupakan sebuah eksplorasi mendalam mengenai interkoneksi antara iman seseorang terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan tindakannya sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, pembelajaran ini berusaha memahami bagaimana keyakinan spiritual seseorang dapat membentuk cara pandang, sikap, dan perilaku mereka dalam berinteraksi dengan dunia dan sesama manusia. Melalui pembelajaran ini, kita dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat menjadi landasan moral dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kajian ini juga membantu kita memahami bagaimana keragaman keyakinan dan budaya dapat dijembatani melalui prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal. Dengan demikian, pembelajaran Keimanan dan Kemanusiaan diharapkan dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis, toleran, dan saling menghormati.Â
Adapun Unsur-Unsur Utama dalam Pembelajaran Keimanan dan Kemanusiaan
- Keimanan, yaitu merujuk pada keyakinan seseorang terhadap keberadaan Tuhan, hari akhir, kitab suci, para nabi, dan qada serta qadar. Keimanan ini menjadi landasan bagi seseorang dalam bertindak dan bersikap.
- Kemanusiaan, yaitu mengacu pada sifat-sifat dasar yang melekat pada manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, seperti rasa kasih sayang, keadilan, dan tanggung jawab. Kemanusiaan ini mewujud dalam interaksi sosial manusia dengan sesama dan lingkungannya.
- Keragaman yaitu menunjukkan perbedaan-perbedaan yang ada di antara manusia, baik dalam hal suku, bangsa, agama, budaya, maupun pandangan hidup. Keragaman ini merupakan sunnatullah dan perlu disikapi dengan bijak.
Adapun Teori Pendukung dalam Pembelajaran Keimanan dan Kemanusiaan
- Lawrence Kohlberg, seorang psikolog moral, mengembangkan sebuah teori yang mencoba memetakan bagaimana moralitas seseorang berkembang seiring berjalannya waktu. Teori ini mengusulkan bahwa perkembangan moral bukanlah sekadar perubahan dalam perilaku, melainkan juga perubahan dalam cara berpikir tentang apa yang benar dan salah.
- Albert Bandura, seorang psikolog terkenal, mengajukan teori belajar sosial yang menekankan bahwa manusia belajar tidak hanya melalui pengalaman langsung, tetapi juga melalui pengamatan terhadap orang lain. Teori ini dikenal juga sebagai teori pembelajaran sosial kognitif karena melibatkan proses kognitif seperti perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasi.
- Emile Durkheim, seorang sosiolog terkemuka, melihat agama bukan hanya sebagai sekumpulan kepercayaan pribadi, tetapi sebagai sebuah institusi sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Bagi Durkheim, agama adalah fenomena sosial yang melekat pada masyarakat, dan berfungsi sebagai perekat sosial yang menyatukan individu-individu dalam sebuah komunitas.
Ada banyak agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, masing-masing dengan ajaran, ritual, dan pandangan tentang Tuhan yang unik. Dunia ini begitu kaya akan keberagaman agama dan kepercayaan. Setiap agama memiliki sejarah panjang, budaya yang unik, dan cara pandang yang khas terhadap kehidupan, kematian, dan alam semesta. Mulai dari agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha, hingga kepercayaan-kepercayaan lokal yang lebih kecil, semuanya memiliki tempat dalam sejarah peradaban manusia.Â