Mohon tunggu...
Ikhsan Abdusyakur
Ikhsan Abdusyakur Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Master Student\r\nof Educational Science and Technology\r\n, University of Twente, The Netherlands.\r\nhttp://ikhsanabdusyakur.info

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Halmahera Selatan Itu Miniatur Indonesia

30 Oktober 2014   07:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlalu muluk mungkin jika kita mengambil judul tulisan ini sebagai hipotesis bagi negarawan - negarawan yang ingin membangun Indonesia untuk memulai dengan mempelajarinya dari Halmahera Selatan. Tapi beberapa fakta yang akan saya utarakan bisa jadi pertimbangan yang menarik. Pertama dimulai dari penampakan alamnya yang bisa kita lihat dengan kasat mata. Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau melebihi 17000 dari pulau kecil hingga 5 pulau terbesarnya, di Halmahera Selatan sendiri adalah Kabupaten kepulauan terbanyak di Indonesia dengan jumlah pulau hampir 1000 dengan 7 pulau terbesarnya yaitu Pulau Bacan, Makian, Kayoa, Kasiruta, Mandioli, Obi, dan Gane. Berikutnya, tentu tidak berbeda jauh dengan Indonesia transportasi menjadi kendala utama aksesibilitas dari beberapa pulau yang terletak jauh dari Pusat pemerintahan, pada kasus ini Kota Labuha di Pulau Bacan ibarat Kota Jakarta di Pulau Jawa. Konsekuensinya kita akan menemukan Gap yang cukup signifikan dari perkembangan ekonomi, pembangunan, dan pendidikan antara desa - desa yang berada di sekitar kota dengan desa - desa yang berada di kepulauan lain. Tidak berbeda jauh dengan Perbandingan antara kota - kota di Jawa dan daerah yang berada di Timur khususnya. Untuk memperkuat fakta yang sama, di Halmahera Selatan terdapat kecamatan yang berada di Pulau Gane, pulau yang berada paling timur dan transportasi yang ada terbatas dengan menghabiskan biaya bahkan hingga jutaan rupiah dari pusat kota ke salah satu desa di Pulau Gane tersebut. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya mendapatkan informasi, pengetahuan, hingga bantuan, yang tehambat jarak dan biaya. Bisa dibilang pemaparan diatas hanyalah asumsi yang sudah menjadi kesimpulan umum di beberapa kabupaten kepulauan lain di Indonesia pastinya memiliki masalah yang sama, tetapi … Hal Kedua, kita coba berbicara mengenai budaya, yang pasti menjadi keunikan dari Kabupaten Halsel dibandingkan kabupaten lain di Indonesia. Yaitu mengenai banyaknya suku, Indonesia terkenal dengan slogan Bhinneka Tunggal Ika, karena banyaknya perbedaan suku, bahasa, dan kearifan lokal masyarakat, begitu pula untuk skala Kabupaten saja, Halsel terdiri dari 9 suku yang berbeda (Bacan, Makian dalam, Makian luar, Bajo, Buton, Ternate, Tobello, Galela, Kayoa) masing - masing suku berbicara dengan bahasa yang berbeda. Tidak bisa dipungkiri perbedaan suku seringkali menjadi penghambat dan modus pertikaian diantara masyarakat. Yang menarik pemerintahan di Halsel masih didominasii oleh suku Makian beserta klannya, tidak berbeda jauh dengan paham jawanisme yang masih melekat di pemerintahan negara kita. Sehingga kurang lebih membutuhkan usaha yang sama untuk menanamkan nilai - nilai kebangsaan dan kesatuan pada NKRI dan Masyarakat Halmahera Selatan. Dari sisi sumber daya alam, Indonesia walaupun negara maritim, mata pencaharian utama masih didukung dari sektor agraria, begitu pula di Halmahera Selatan, walaupun hampir seluruh desa berada di pinggir laut, tetapi untuk membuat dapur ngebul masyarakat lebih mengandalkan hasil perkebunan dibandingkan hasil lautnya. Industri lokal pun masih belum berkembang, bahan jadi masih banyak diimpor dari kota - kota besar di luar Halsel, rempah - rempah hasil perkebunan tadilah yang menjadi senjata utama penghasilan yang diekspor keluar. Selain rempah - rempah, kayu gelondongan lah yang diekspor mentah - mentah (baku), untuk diolah menjadi mebel - mebel yang banyak dijual di kota - kota besar, bahkan dibeli oleh masyarakat Halsel yang mengimpornya dari Kota - kota Industri tersebut. Terakhir sebagai pelengkap, dari sisi Sumber Daya Manusia, kualitas pendidikan yang tidak perlu saya utarakan secara rinci, menjadi alasan bagi pemuda - pemuda berpotensi di Halsel melanjutkan studinya di luar Halsel untuk mengembangkan dirinya, dan menyisakan bahkan anak2 yang putus sekolah yang menambah daftar pengangguran di Kabupaten Halsel. Sebenarnya saya ingin menambahkan berbicara mengenai politik pemerintahan, khususnya mengenai budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme, namun data kurang mendukung. Tetapi saya rasa pembaca sudah mengerti dan bisa mengambil kesimpulan sendiri dari hampir di sebagian besar aspek yang menjelaskan bahwa. .. Halmahera Selatan itu Miniatur Indonesia :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun