Mohon tunggu...
Ikhlasia Kinan
Ikhlasia Kinan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Merasa nyaman dalam hubungan toxic? Love is Blind but Toxic Relationship is Painfull

18 Desember 2024   02:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   01:45 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Pernahkah kamu, merasa terjebak dalam hubungan yang seharusnya membahagiakan, namun justru terasa menyakitkan? atau kamu penah memilih bertahan padahal tersakiti, daripada mengambil keputusan untuk pergi meninggalkan dia? Hati-hati ini bisa jadi kamu sedang terjebak dalam toxic relationship. 

Secara sederhana toxic relationship adalah hubungan yang membuat seseorang merasa tidak didukung, direndahkan, dan tidak dihargai oleh pasangannya baik secara mental maupun fisik. Hubungan yang baik adalah ketika terdapat timbal balik secara positif seperti kasih sayang dan saling menerima, hubungan toxic merupakan kebalikannya.  

Hubungan toxic bagaikan racun yang perlahan-lahan menggerogoti jiwa. Semakin lama kita bertahan, semakin dalam luka yang kita derita. Banyak orang sudah mengetahui dirinya terjebak dalam hubungan toxic, namun memilih untuk tetap bertahan daripada meninggalkan pasangannya. Rasa aman dan nyaman saat kita berada dihubungan toxic tercipta dari hal-hal toxic kecil yang dinormalisasikan. Tanda-tanda yang menuju pada toxic relationhsip muncul sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan sampai kita yang menjalani hubunga tersebut tidak menyadarinya karena sudah terbiasa. Even it's just a spark you will normalize them untill it burns you. 

Tanda-tanda kamu berada dalam toxic relationship

  • Manipulasi: Hal ini bisa terjadi ketika salah satu pasangan memaksa atau memperdaya agar bisa mengontrol pasangannya. Misalnya, bikin merasa bersalah atau takut supaya nurut. Contohnya "Kamu lebih memilih teman-temanmu daripada aku, kamu nggak peduli sama aku." 
  • Kurang Kepercayaan: Rasa curiga dan cemburu terus-menerus bikin hubungan tidak nyaman.Seperti selalu merasa pasangan berbohong atau selingkuh padahal kenyataannya belum tentu.
  • Kekerasan Emosional: Suka menghina, meremehkan, atau membuat pasangan bingung, seperti gaslighting dan playing victim. Hal ini membuat pasangan merasa tidak berharga dan selalu salah. Kamu sering merasa bersalah meski tidak melakukan kesalahan? Bisa jadi ini tanda gaslighting.
  • Miss Komunikasi: Pesan yang disampaikan membingungkan, tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, atau berbohong. Misalnya bilang "ngga apa-apa" padahal sebenarnya marah. Akhirnya bikin pasangan jadi tidak tahu harus menyikapinya seperti apa.
  • Tidak saling menghormati: Tidak peduli dengan perasaan dan pendapat satu sama lain. Misalnya suka ngeyel atau ngga dengerin apa yang dirasakan pasangan.
  • Blaming: Tidak mau mengakui kesalahan dan malah nyalahin pasangan atas semua masalah dalam hubungan.

Kalau kita mencoba untuk keluar dari toxic relationship, perasaan takut pasti akan sangan mengganggu. Hal ini seperti melepaskan kehidupan yang sudah kita bangun bersama pasangan. Apalagi hubungan yang sudah berjalan selama bertahun-tahun perubahan itu akan terasa menakutkan, sudah terlalu banyak hal yang berkaitan satu sama lain. Kita mungkin memikirkan sulitnya memulai dari nol atau cemas tentang masa depan yang tidak pasti. Perasaan ini membuat kita ragu dan menunda keputusan untuk bertindak. Namun ingatlah bahwa perubahan adalah kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru dan menemukan kebahagiaan yang lebih sehat.

Saat kita jatuh cinta, sering kali kita membuat bayangan ideal tentang pasangan dan hubungan itu sendiri. Kita punya harapan tentang bagaimana semuanya harus berjalan. Tetapi, ketika kenyataannya mulai tidak sesuai mengubah ekspektasi itu bisa jadi sulit meski kita tahu bahwa hubungan itu sudah tidak baik untuk kita. 

Kadang kita takut untuk meninggalkannya, karena kita takut merasa sendirian dan kehilangan kenangan indah atau momen-momen yang kalian bagikan bersama. Kita mungkin cemas kalau pasangan kita akan hancur kalau kita memilih untuk pergi. Keterikatan ini mirip seperti kecanduan. Pasangan toxic itu seperti "obat" yang sebenarnya racun dan berbahaya buat hidup kita. Kalau kita benar-benar ingin hidup lebih sehat dan bahagia, satu-satunya cara adalah berhenti dari kecanduan itu. 

Ketika kita terjebak dalam toxic relationship, menjaga harga diri bisa sangat sulit. Pasangan kita mungkin tidak setuju dengan pendapat kita atau bahkan mencoba meyakinkan bahwa kita tidak cukup baik dan membuat kita merasa tidak layak.

Saat terjebak dalam hubungan seperti ini, kita sering kali tidak menyadari seberapa besar dampaknya terhadap kesehatan mental dan emosional kita. Manipulasi, gaslighting, dan kurangnya komunikasi yang jelas hanya memperburuk keadaan, membuat kita merasa tidak cukup baik dan akhirnya meragukan diri sendiri. Meninggalkan hubungan toxic bukanlah tindakan mudah, tetapi terkadang, itu adalah langkah pertama menuju kebebasan dan kebahagiaan yang lebih sehat. 

Penting untuk menyadari bahwa kita berhak memiliki hubungan yang mendukung dan memberikan rasa aman, bukan yang menekan dan merusak harga diri kita. Menyadari tanda-tanda toxic relationship adalah langkah awal untuk melepaskan diri dan membuka kesempatan untuk pertumbuhan diri. Perubahan memang menakutkan, tetapi itu adalah proses menuju kehidupan yang lebih sehat dan penuh kebahagiaan. Tidak ada yang lebih berharga daripada diri kita sendiri, dan tidak ada alasan untuk tetap bertahan dalam hubungan yang merugikan. 

Ingatlah, kamu berhak untuk merasa dicintai, dihargai, dan diterima dengan sepenuh hati. Jangan biarkan ketakutan atau rasa cemas menghalangi kamu untuk mengambil langkah berani menuju kebahagiaan yang lebih sehat. Terkadang, untuk menemukan cahaya yang lebih terang, kita harus melepaskan kegelapan yang membelenggu. Kamu kuat, dan kamu layak mendapatkan yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun