Mohon tunggu...
Ikhlash Hasan
Ikhlash Hasan Mohon Tunggu... lainnya -

Dare to dream

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

MNC Jualan PilPres Lewat Polling SMS

20 Juni 2014   04:00 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:03 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1403186789372355720

[caption id="attachment_311903" align="aligncenter" width="311" caption="Ilustrasi : Facebook.com"][/caption]

Ada yang sedikit berbeda dengan tayangan televisi hari ini, khususnya MNC Group (RCTI) barusan saya melihat MNC  mengadakan polling yang bertujuan mengajak penonton untuk memilih presiden pilihannya. Saya kurang tahu sejak kapan polling ini dimulai tapi satu yang menjadi pertanyaan apa tujuan dari polling ini diadakan.

Terakhir tercantum di layar televisi channel RCTI sms sementara dimenangkan oleh pasangan Prabowo - Hatta dengan perolehan mencapai 60 % lebih. Yang menarik dari polling ini adalah saya mencurigai banyaknya faktor kepentingan MNC khususnya Pak Harry Tanoe sebagai pemilik MNC Group yang notabene adalah pihak dari kubu Prabowo - Hatta.

Dengan tarif Rp.2.200/sms polling ini tak ubahnya acara-acara pencarian bakat seperti halnya Indonesian Idol yang diadakan RCTI. Ibaratnya Prabowo - Hatta dan Jokowi - JK adalah Nowela dan Husein pada musim idol tahun ini. Bedanya dengan Indonesian Idol polling pilpres ini tak jelas tujuannya apa karena siapapun pemenangnya yang mendapatkan SMS terbanyak tidak akan berarti apa-apa terhadap calon presiden dan calon wakil presiden berbeda dengan Indonesia Idol yang tujuan SMSnya memang untuk menentukan sang pemenang.

Dengan menampilkan hasil polling sementara saya bisa menangkap satu hal, ada keinginan untuk menggiring opini publik bahwa bahwa salah satu pasangan capres dan cawapres mendapatkan SMS yang dominan dibandingkan pasangan lainnya. Sangat beralasan saya berpikiran negatif akan polling pilpres ini, mengingat keterbukaan dibalik polling tersebut juga diragukan, tidak jadi masalah kalau saja polling ini bersifat netral dan tidak dipengaruhi berbagai kepentingan.

Tarif yang cukup mahal sudah tentu mendatangkan keuntungan yang besar bagi pihak penyelenggara polling, ditambah dengan cuplikan-cuplikan hasil SMS sementara yang memancing para penonton untuk ikut memberikan dukungan pada pasangan jagoannya. Siapa yang rugi, ya sudah pasti mereka yang ikut mengirimkan dukungan melalui SMS, sudah mengeluarkan uang untuk membeli pulsa toh hasil SMSnya tidak berpengaruh apa-apa terhadap capres dan cawapres jagoannya karena yang menentukan tetap para pemilih pada 9 juli mendatang.

Pemilu tahun ini mungkin adalah pemilu yang penuh sensasi, apalagi cuma mengusung dua pasangan calon saja sehingga euforianya mampu mengalahkan euforia piala dunia yang tengah berlangsung. Pada pemilu-pemilu sebelumnya kita tak pernah mendengar adanya polling lewat SMS yang diadakan oleh sebuah Group besar tapi tahun ini berbeda, pihak penyelenggara polling SMS pilpres jeli sekali melihat peluang pasar mengingat banyaknya jumlah pengguna ponsel yang bisa dijadikan pemilih atau lebih tepatnya disebut korban polling SMS pilpres.

Terlepas dari apa tujuan sebenarnya polling tersebut diadakan tetap saja yang dirugikan adalah rakyat terutama mereka yang ikut-ikutan latah mengirimkan SMS karena terpancing dengan tayangan-tayangan polling tersebut di televisi khususnya di beberapa stasiun tv milik MNC Group. Tanpa bermaksud menghasud, saya sarankan kepada semua penonton agar tidak terpancing dan ikut-ikutan mengirimkan SMS karena tidak ada gunanya juga, lebih baik berpartisipasi langsung pada 9 Juli mendatang dari pada ikutan polling SMS yang menurut saya tak berguna hanya buang-buang pulsa dan menambah pundi-pundi uang pihak penyelenggara.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun