Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tadarus

31 Oktober 2022   10:45 Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:51 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com/@smil_e_s

Pada suatu pagi yang terlalu dini
angin dingin melafalkan bahasa kesunyian
dan huruf-huruf menderas
menukil ayat demi ayatnya
dari awal kejadian yang puitis
kisah-kisah lampau yang tragis
kabar-kabar gembira
juga serangkaian peringatan
tentang akhir segala yang fana

Sementara itu
butiran embun masih membagi resahnya
pada pepohonan, kabut-kabut danau juga kerikil jalanan
tak ada yang tahu apa yang akan tersisa
setelah matahari mengepung dengan teriknya
tapi satu hal yang pasti
pagi akan mengulang setiap prosesnya

Hingga bila nanti
saat semuanya telah berhenti
tak ada akhir bagi yang hidup
kecuali mengalami kematian
tak ada bagi yang ada
kecuali kefanaan
dan satu hal yang benar-benar pasti
Tuhan masih bertakhta dalam keabadian

Satui, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun