Kamu mungkin kesal
telah berbulan-bulan aku seperti menghilang
ditelan musim-musim
yang datang dan pergi
berkeliaran, pulang dan menepi
dan tak lagi membuatkanmu puisi
Aku tak dapat mengatakan kepadamu
bahwa aku punya sempat dan waktu
untuk sekadar bercerita dan menulis
apa yang membuatku tertidur dan menangis
karena aku tak punya kata-kata
untuk diucapkan secara tiba-tiba
dan tak juga memiliki alasan apa-apa
selain aku merindukanmu
tanpa jeda
dan tanpa aba-aba
Kamu mungkin juga akan bertanya-tanya
apa saja yang sedang kucari dan kerjakan
kurasa tak banyak;
apa yang kucari hanyalah sisa lain dari hidupku
selain memikirkanmu
dan apa yang kukerjakan hanyalah sebagai alasan
bahwa tanpamu aku baik-baik saja
meski kutahu aku tak bisa
dan tak pernah baik-baik saja
Aku tak tahu
apa yang seharusnya kukatakan
tapi jika kau mencariku
aku ada di dekatmu
meski kau tak melihatku
setidaknya itu yang dapat kubayangkan
selebihnya aku tak siap memiliki raut wajah
seperti seseorang yang diucapkan selamat tinggal
karena tak ada yang benar-benar dapat kutinggalkan
selain puisiku yang tak mampu memuisi dalam hatimu
Biarkan aku mengenangmu sedikit lebih lama
sembari tetap mendoakanmu bahagia
meski pada akhirnya
akan ada seseorang yang cukup beruntung
dapat mengisi hatimu sepenuhnya
aku tak pernah sanggup memberimu ucapan,
Selamat berbahagia!
Satui, 03 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H