Katamu;
kapan kau akan tidur malam ini?
perbincangan kita satu-persatu telah terbahas
meski tak semua menemui titik tandas
seperti cangkir kopi kita yang melompong tinggal ampas
menyisakan pekat cemas
yang tak bisa dilarutkan oleh waktu yang pulas
Lihat, malam kita sudah semakin tua
dan matamu masih terjaga
menatap rencana-rencana yang diwacanakan semesta
meski tak jelas mewartakan mana duka dan mana bahagia
tapi terkadang kita harus menikmati keduanya
seperti secangkir kopi yang kau seruput semenjana
kau tak perlu memilah mana pahitnya kopi
dan mana manisnya gula
Katamu lagi;
kapan kau akan tidur malam ini?
aku benar-benar kehabisan kata-kata
sebab mataku sudah begitu bercuka untuk beretorika
dan mulutku mengantuk seperti kakek-kakek yang pelupa
membenturkan logika dan melanturkan konsep panca indra
        Mataku nanap dan berkata;
        aku akan tidur ketika kau tak lagi mengoceh dan bertanya
        aku tahu kau adalah kesepian yang sedang berpura-pura
        kau hanya ingin ditemani saja
        peduli apa kau terhadap apa-apa yang kurasa?
        kita adalah sama
        kau adalah jelmaan diriku dan aku adalah kau
        yang meronta dengan banyak tanda tanya
        Tapi barangkali
        kita akan sama-sama tertidur
        ketika pagi telah berdandan rapi
        menyambut matahari yang kesiangan menjerang mimpi
Satui, 06 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H