di sini
kita pernah membilang musim
di mana hujan dan kemarau berlalu-lalang
sepanjang tahun
malam-malam basah dirundung luka
lalu pagi bangun berkabung kehilangan airmata
kenangan terbelah
dan terjebak dalam masa pancaroba
satu musim untuk kerinduan
musim lainnya untuk meraba-raba
jalan mana yang menjual lupa
hingga kini
aku masih berkutat
pada banyak musim yang hinggap di beranda
sedang kau telah larut dalam kepergian
barangkali kau cukup beruntung
telah menemukan jalan yang damai
menuju musim bahagia
dan kuharap
aku juga akan mampu mencari jalan damai
pada setiap rela yang kusemai
Angsana, 08 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H