Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Jarak dan Musim Tak Pernah Lagi Terbaca

17 Oktober 2020   12:22 Diperbarui: 4 November 2020   23:43 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Ketika Jarak dan Musim Tak Pernah Lagi Terbaca

Ketika jarak dan musim tak pernah lagi terbaca
aku kira malam akan semakin panjang
dengan banyak pementasan hujan
yang ramai berjatuhan
di bising lintasan ingatan

Sedang siang akan semakin sunyi
dan jalanan yang lengang
ketika kau tak lagi melintas
membawa api-api majas paling rahasia
yang sama sekali tak bisa kujelaskan

Begitu pula aku
merasa semuanya akan banyak memakan waktu
menyusun panggung-panggung rindu
bertingkat dan cukup tinggi
jika mesti naik di atas keakuanku

Enggan menjumpai siang
sebab harus melewati peluh
sekadar mencapai sedikit saja penghidupan
sampai aku menjadi batu;
lupa untuk mengingatmu

Khayalku duduk bersamamu
menikmati guguran daun-daun kering
dan api majasmu menjadi hujan paling dingin

Tapi kini jarak dan musim meruncingkan ketidakpastian
masing-masing kita telah memilih terdampar
di garasi-garasi sunyi
dan menua bersama angkot
yang kehabisan bahan bakar

Hingga beberapa waktu aku membeku
beberapa waktu lainnya aku membiru
lebam dirundung cemas dan rindu
dan kurasa kau pun juga begitu

Namun, kuharap rindumu tak pernah habis
meski jarak kita dengan kematian semakin menipis

Angsana - Jakarta, 05 Oktober 2020
Ikhlas El Qasr & Maya Azeezah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun