"Tak ada kesunyian yang tak berujung!" katamu berulang, saat sejenak kau akan pergi menyemai mimpi-mimpi di bentang sandikala yang mulai menghilang.
Aku tahu, kau begitu menggemari jalan sunyi Pablo Neruda. Seperti saat kau mengatakan, aku ingin jadi keheningan untukmu. Yang dulu kumaknai sebagai sebuah rindu yang tak perlu dijabarkan oleh apa pun.
Namun, aku salah. Keheningan adalah ragam kehilangan dari memapah rindu sendirian. Kau menjadi jarak yang jauh dan segalaku yang tak ada. Hingga aku menyaru sebagai lupa, dan adaku menjelma segala yang tak pernah kau anggap ada.
Dan benar, tak ada kesunyian yang tak berujung, karena aku telah hilang dan mendingin dalam fana yang hening.
Angsana, 28 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H