Tepat setelah almanak tua itu jatuh
di paruh kedua Juni yang basah
kuhitung debit kenang yang
runtuh bersama hujan
menggenang di lahan-lahan ingatan
Aku mengingatmu tanpa jeda dan akhir
seperti aliran sungai Martapura
mengarak riak-riak rindu
dari hulu, ke hilir hingga sampai di muara
tanpa pernah mencatat sudah
untuk setiap prosesnya
Dan dari sekian banyak musim yang
hinggap di beranda kita
aku membaca rinai hujan di Bulan Juni
sebagai perjamuan waktu
untuk meluahkan segala kenang dan rindu
di mana kau dan aku pernah bertemu
Angsana, 18 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H