malam, di tengah RamadhanÂ
sunyi dan rembulan yang gigilÂ
setelah masjid itu dahagaÂ
sejak keberangkatan doa-doa dibatasiÂ
dan orang-orang hanya berlalu-lalangÂ
pada jalan-jalan yang tak lagi ramahÂ
lalu pulang membawa dahi yang berkerutÂ
tanpa bisa singgahÂ
barang sekadar mengadukanÂ
harga sembako yang meninggiÂ
sedang pemasukan yang tak seberapaÂ
semakin tak seberapa lagiÂ
di dalam rumah
orang-orang membincangkan resah
tentang rembulan setengah jalan
tapi masih terasa hambar
padahal toples gula telah dangkal
hanya untuk menanggulangi cangkir kopi
pada cicilan pahit yang tak seberapa
karena tiap bungkusnya harus dibagi dua
satu untuk merayakan bulan yang dinantikan
meski harus bergumul dengan kecemasan
sisanya untuk merenungi masa yang entah
seberapa lama lagi harus bertahan
Angsana, 09 Mei 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI