aku mencarimu
di lengang jalanan
kota yang melompong ini
semenjak angkot-angkot kehilangan penumpang
dan menggigil dalam pacuan;
angka-angka kesedihan
barangkali jika aku beruntung
aku akan melihat saujanamu
berdenyar di balik tembok-tembok sunyi itu
setelah terlalu lama kau hanya menari-nari
dalam kepalaku yang melantur
aku menunggumu
di langkan pelataran
rumah tua yang ompong ini
semenjak penghuninya kehabisan suara
dan mengembara dalam lajur;
kalimat-kalimat semoga
barangkali jika aku benar-benar beruntung
aku akan menemukan wujudmu
melintas dalam buku-buku kesepian itu
setelah terlalu lama aku hanya menyigi-nyigi
ensiklopedi kesemrautan linimasa
hingga ketika malam menyimpang sepertiga
aku merasa telah cukup beruntung
bahwa ternyata kita begitu dekat
kau datang bermalam dalam rinai doa-doa
dan aku tenggelam bersama pulasnya kata-kata
Angsana, 26 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H