Diorama kenangan terpancang
Erat dalam detik
Rindu yang menitik
Berotasi dalam hitungan
Yojana yang berbeda
Aku kadang lupa bahwa bumi berputar
Siang dan malam bagiku hanyalah tumpukan harap
Memacu detak-detik temu
Adhesif dalam pendulum takdir, juga
Notula-notula yang telah digariskan
Ibarat waktu, seperti;
                 selamat pagi dariku
                 ketika kau ucap selamat tidur
                 atau ketika siangku tengah membakar
                 malammu dingin dihujani salju
Namun kau tahu, tak ada yang bisa memisahkan kita
Gelingsir dari selasar zona waktu
Radian yang ada di setiap belahannya, sebab
Utara, selatan, barat, dan timur, atau di manapun
Matahari tetaplah memiliki sinar yang sama, untuk kita bagi
Angsana, 22 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H