basah dan gigil
di hari yang lepas dan kelewat panjang
tersesat di antara hal-hal yang terlewat
di sekitar taman yang banyak dihinggapi lalat
menggerumbungi genang kenangan yang merambat
kita kuyup menggelugut
tanpa ada hangat yang meringkup
sebab, dunia selalu menjelma cuaca dingin
yang mengundang sekelumit gerimis
di jurai mata
menjadi sesuatu yang tak pernah terjangkau
di dekap ingin
hingga hari-hari kita
dipenuhi mimpi yang membunuh
melewati malam yang buta
dengan ingatan-ingatan yang berbahaya
menyusuri siang yang nyata
dengan luka-luka yang masih menganga
dan tepat di atas sana
di antara rerimbun pohon randu
dengan julang semenjana
seekor gagak merundung bergelimang tawa
menunggu kita meregang nyawa
sampai pada akhirnya
kita benar-benar tersadar dari lupa
bahwa kita tak perlu terpenjara
dalam hidup di dunia yang fana
sebab ada akhirat yang kekal selamanya
Angsana, 14 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H