Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wangsa Fana

14 Februari 2020   13:37 Diperbarui: 14 Februari 2020   13:38 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com

 basah dan gigil
di hari yang lepas dan kelewat panjang
tersesat di antara hal-hal yang terlewat
di sekitar taman yang banyak dihinggapi lalat
menggerumbungi genang kenangan yang merambat

kita kuyup menggelugut
tanpa ada hangat yang meringkup

sebab, dunia selalu menjelma cuaca dingin
yang mengundang sekelumit gerimis
di jurai mata
menjadi sesuatu yang tak pernah terjangkau
di dekap ingin

hingga hari-hari kita
dipenuhi mimpi yang membunuh
melewati malam yang buta
dengan ingatan-ingatan yang berbahaya
menyusuri siang yang nyata
dengan luka-luka yang masih menganga

dan tepat di atas sana
di antara rerimbun pohon randu
dengan julang semenjana
seekor gagak merundung bergelimang tawa
menunggu kita meregang nyawa

sampai pada akhirnya
kita benar-benar tersadar dari lupa
bahwa kita tak perlu terpenjara
dalam hidup di dunia yang fana
sebab ada akhirat yang kekal selamanya

Angsana, 14 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun