Di antara
Atap-atap yang bocor
Dinding-dinding papan yang berlubang
Lantai-lantai yang keropos dimakan zaman
Dan kasur yang lebih sering basah menadah hujan
Kau tergigil memagut kesendirian
"Aku sering masuk angin sekarang," ujarmu
Namun, sebagai petani dan guru ngaji
Yang lebih sering dirundung sepi
Seorang diri dengan gelimang kenangan
Orang-orang tersayang yang lebih dahulu pergi
Kau masih begitu gigih memapah testamen waktu
Tentang nasihat alam
Bahwa hidup adalah untuk perjuangan
Dan hanya sekadar persinggahan
Lantas, pada ringkih tulang
Dibalut keriput kulit di sekujur badan
Kau arungi senja yang renta
Dengan sebuah harapan;
"Semoga kelak ketika dunia yang fana ini telah kutinggalkan, surga lah tempatku berpulang."
Angsana, 05 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H