Kita sedang bercengkerama di batas senja. Merenungi cakrawala yang mulai meremang di bibir malam. Kebang bersama bisik-bisik alam yang membias kengerian di jantung kesadaran. Bahwa senja akan tenggelam dan kita pun pulang membawa anak-anak rindu yang dibalut kecemasan.
Sebab, kita tak bisa menjinakkan detak-detak khawatir akan getirnya sebuah kehilangan, setelah langkah-langkah kita saling menjauhkan pandangan. Padahal, malam hanyalah sejumput gelap untuk sekadar merebahkan penat. Bukan merupakan sebuah tabir untuk memisahkan kita dan kehendak.
Ketika malam telah benar-benar menyudahi gempita senja. Kita putuskan untuk menggiring anak-anak rindu ke tempat yang seharusnya, rumah tempat menenun segala resah. Sebagai sebuah kepulangan sementara dari dua hati yang merenda cinta. Juga sebagai dermaga untuk melabuhkan harapan, bersama selayar impian.
Angsana, 06 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H