Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

6 Aturan dalam Penulisan Dialog

2 Juni 2019   03:18 Diperbarui: 20 April 2021   08:18 36624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kita cari dalam sebuah cerpen atau novel?

Kisah yang menarik, mungkin. Namun apakah menarik jika penulisannya kacau-balau? Saya pribadi, tidak, karena kisah yang menarik jika tidak didukung dengan penulisan yang baik dan benar, tidak akan membuat kisah tersebut jadi menarik. Begitu pula dengan narasi dan dialog. Keduanya harus seimbang dan tentu saja harus menggunakan kaidah kepenulisan yang baik dan benar.

Kali ini secara praktis akan saya kupas mengenai seputar kepenulisan, khususnya tentang dialog. Dialog menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya) atau karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih.

Dialog sering kita temui dalam cerita pendek ataupun novel. Tujuannya adalah untuk membuat sebuah karya dan cerita menjadi hidup. Tanpa dialog rasanya bagai sayur tanpa garam. Pasti akan sangat membosankan, apalagi kalau narasi tidak dikemas secara apik. Dijamin orang yang membaca akan melewatkan cerita tersebut.

Namun, penulisan dialog tidak boleh sembarangan. Ada aturannya, yaitu kita harus berpedoman pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang di dalamnya terdapat pedoman tentang bagaimana cara menggunakan tanda baca yang baik dan benar.

Secara umum, dialog itu sesudah tanda petik pertama selalu diawali dengan huruf kapital dan sebelum tanda petik kedua, dibubuhi berbagai tanda baca sesua sesuai konteks kalimat dalam dialog. Berikut saya paparkan 6 aturan tentang penulisan dialog yang perlu kita perhatikan.

1. Koma sebelum petik terakhir

Apabila kita menggunakan dialog tag, maka dialog diakhiri dengan tanda koma dan dialog tag selalu diawali dengan huruf kecil.

Contoh:

- "Kopinya enak," kata Hamdi.
- "Iya," kataku.

Catatan tambahan: Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog, bertujuan untuk menginformasikan identitas si pengucap dialog.
Ada dialog tag yang netral seperti ujar, ucap, kata, cetus, tutur, ungkap, tandas, tanya, sapa, panggil, pungkas, tegas, ajak, dan pinta.
Ada lagi dialog tag yang netral sebagai respons seperti sahut, jawab, balas, terang, jelas, sela, tukas, dan potong.
Dan ada pula dialog tag yang menunjukkan emosi seperti sindir, ejek, hina, cela, kelakar, canda, teriak, jerit, raung, seru, sergah, murka, bisik, gumam, dan lirih.

2. Titik sebelum petik terakhir

Apabila tidak ada kalimat lain setelah dialog, maka dialog diakhiri dengan tanda titik. Begitu juga apabila menggunakan kalimat aksi, maka dialog diakhir dengan tanda titik dan kalimat aksi diawali dengan huruf kapital.

Contoh:

- "Dia tega meninggalkanku." Matanya terlihat mulai berkaca-kaca.

- "Begitulah hidup."

3. Tanda tanya dan tanda seru sebelum petik akhir

Contoh:
- "Apakah kau bersedia menikah denganku?" tanya Hamdi.
- "Dasar kampungan!" Fitri hanya diam.

4. Tanda elipsis

Contoh:
- "Aku ... minta maaf."
- "Ibu tiriku sangat kejam dan ...." Aira tak sanggup melanjutkan ceritanya.

Catatan tambahan: Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. Cara penulisannya adalah sebelum dan sesudah tanda elipsis diberi spasi, tapi apabila di akhir kalimat, maka tambah satu titik sebagai tanda kalimat berakhir.

5. Dialog sambungan

Huruf pertama di awal dialog menggunakan huruf kapital dan saat melanjutkan dialog, menggunakan hutuf kecil.

Contoh:
- "Aku," matanya sayu, "sangat mencintainya."

6. Dialog sapaan

Kata sapaan digunakan untuk menyapa lawan bicara. Cara penulisannya adalah dengan menggunakan koma sebelum kata sapaan.

Contoh:
- "Ayah sudah datang, Bu?"
- "Belum, Nak."

Nah, itulah 6 aturan yang perlu kita perhatikan dalam penulisan dialog. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi yang berkeinginan menulis cerpen atau novel dan semoga menambah wawasan dalam hal berliterasi. Apabila terdapat kesalahan, mohon kesediaannya untuk memberikan masukan dan kritikannya.

Terima kasih.
Salam literasi.

Angsana, 02 Juni 2019

Sumber rujukan:
https://kbbi.web.id/
https://puebi.readthedocs.io

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun