Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat untuk Hujan (2)

3 April 2019   23:47 Diperbarui: 4 April 2019   00:16 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Diawali bersama hadirmu dalam monolog senjaku. Kulayangkan sepucuk surat mewakili segenap  rindu yang menjadi ruh dalam hatiku. Bacalah ia dengan penuh seksama agar segala rasa tercurah semua.

Hujan, hadirmu kurindu. Saat terik mengabui kerontang jiwa, menjelma gemuruh tersunyi yang menempias sejuta ingin dalam rongga dada. Akankah engkau sudi membasahi jiwaku lagi?

Akulah bumi sang perindu sejati. Rintik sapamu selalu membias decak kagumku. Sejuk senyum manismu begitu mengundang perhatianku. Berharap hadirmu mampu menata kembali kekacauan hati, meski kutahu kau hanya singgah sejenak, kemudian berlalu pergi.

Hujan, penantian panjangku telah terpuaskan oleh segar yang meriak di kerongkonganku. Walaupun hanya sekejap, cukuplah untuk mengobati kerontang jiwaku.

Hujan, kau adalah suatu nikmat terindah pemberian tuhan untukku.

Angsana, 03 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun